28 September 2023, 09:04 WIB

Memori Otak Lansia Bisa Meningkat dengan Permainan Puzzle Digital


Devi Harahap | Weekend

 Christof STACHE / AFP
  Christof STACHE / AFP
Puzzle Tiga Dimensi

Sebuah studi terbaru dari Universitas New York, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa bermain puzzle digital dapat meningkatkan memori atau ingatan warga lanjut usia. Peningkatan memori ini tak main-main, sebanding dengan anak muda berusia 20-an tahun

Studi yang telah dipublikasikan di jurnal Heliyon menyebutkan bahwa peningkatan memori orang berusia 60 tahun ke atas hanya terjadi pada mereka yang bermain puzzle digital. Sedangkan lansia yang bermain gim strategi tidak menunjukkan peningkatan memori atau konsentrasi yang sama.

Peneliti dari Departemen Ilmu Komputer University of York, Joe Cutting, mengatakan, umumnya orang mempunyai kemampuan yang baik untuk mengabaikan gangguan yang tidak relevan. Seseorang juga dapat menghafal nama jalan meskipun ada gangguan di sekitarnya. Namun, kemampuan itu menurun seiring bertambahnya usia.

Untuk mengetahui hasilnya lebih lanjut, studi ini menyertakan lebih dari 200 respponden mengingat gambar saat perhatiannya teralihkan.

“Permainan puzzle untuk lansia memiliki kemampuan yang mengejutkan untuk mendukung kemampuan memori dan tingkat konsentrasi yang sama dengan pemuda berusia 20 tahun yang tidak bermain puzzle,” ujarnya dilansir dari Scitechdaily pada Rabu  (27/9).

Diketahui bahwa seiring bertambahnya usia, kemampuan mental manusia cenderung menurun, terutama kemampuan mengingat sejumlah hal dalam satu waktu yang dikenal dengan istilah working memory. Memori kerja diperkirakan mencapai puncaknya antara usia 20 dan 30 tahun sebelumerlahan menurun seiring bertambahnya usia.

Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa cara kita menyimpan informasi di otak berubah seiring bertambahnya usia, sehingga tim peneliti mengamati apakah dampak dari jenis rangsangan mental tertentu, seperti bermain game serta memiliki efek yang berubah tergantung pada usia.

Para peneliti mengungkapkan bahwa jika hanya memainkan gim strategi, lansia cenderung melupakan unsur-unsur yang melekat pada memori saat mereka terganggu oleh sejumlah hal. Sementara anak muda cenderung kurang berhasil memusatkan perhatian jika mereka hanya bermain puzzle.

Peneliti dari Departemen Psikologi University of York, Fiona McNab, menjelaskan banyak penelitian berfokus pada permainan aksi karena menganggap bereaksi dengan cepat, melacak target, dan sebagainya membantu perhatian dan ingatan. Namun, analisis pihaknya menunjukkan bahwa elemen tindakan tidak menawarkan manfaat yang signifikan bagi generasi muda.

“Tampaknya elemen strategi dalam permainan seperti perencanaan dan pemecahan masalah yang menstimulasi daya ingat dan perhatian yang lebih baik pada generasi muda. Namun, kami tidak melihat efek yang sama pada orang dewasa yang lebih tua. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami mengapa hal ini terjadi,” ungkapnya.

McNab lebih lanjut mengatakan bahwa pihaknya belum bisa mengesampingkan faktor gim strategi yang dimainkan oleh lansia tidak sesulit gim yang dimainkan anak muda. Tingkat tantangan atau kesulitan mungkin menjadi faktor penting dalam peningkatan daya ingat.

Peneliti dari Departemen Ilmu Komputer Universitas York, Dr Joe Cutting, mengatakan bahwa secara umum orang memiliki kemampuan yang baik untuk mengabaikan gangguan yang tidak relevan, sesuatu yang disebut 'pengkodean gangguan'.

“Namun, orang yang lebih tua lebih cenderung melupakan elemen-elemen yang tersimpan dalam memori dan terganggu jika mereka hanya memainkan permainan strategi. Sementara orang-orang muda kurang berhasil dalam memusatkan perhatian jika mereka hanya bermain permainan puzzle,” jelasnya.

Para peneliti mengatakan penelitian di masa depan harus lebih fokus menelusuri terakhir sebab dan dampak dari adanya perbedaan antara jenis permainan tergantung dari usia orang yang memainkannya pada dan apakah ini terkait dengan bagaimana otak menyimpan informasi seiring bertambahnya usia.(M-3)

BERITA TERKAIT