08 September 2023, 19:17 WIB

Pagelaran Teater Laksamana Malahayati Warnai Peringatan HUT Ke-78 TNI AL


Devi Harahap | Weekend

MI/Devi Harahap
 MI/Devi Harahap
Para pemain dan tim produksi teater Laksamana Malahayati. 

TNI Angkatan Laut (AL) akan menggelar pertunjukan teatrikal yang mengangkat sosok Malahayati sebagai panglima armada laut perempuan pertama di dunia dari Kesultanan Aceh Darussalam di abad 16.

Pagelaran seni teater bertajuk “Jalasena Laksamana Malahayati” ini diselenggarakan selama dua hari pada 8 dan 9 September 2023 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta dalam rangka menyambut HUT ke-78 TNI AL pada 10 September 2023.  

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan bahwa lewat kisah hidup dan sejarah Laksamana Malahayati mampu menjadi inspirasi dalam membangun kekuatan maritim Indonesia yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.

“TNI AL berupaya menjadikan kisah heroik perjuangan Laksamana Malahayati bersama Laskar Inong Balee, sebuah kesatuan yang berisikan lebih dari 2.000 prajurit perempuan yang terdiri dari para janda, dalam mengusir bangsa asing dari Tanah Rencong sebagai inspirasi,” ujar Ali, di Jakarta, Kamis (8/9).

Lebih lanjut, Ali mengungkapkan bahwa Laksamana Malahayati mampu menjadi inspirasi bagi prajurit TNI AL terhadap cara pandang melihat Indonesia sebagai negara dengan kekuatan berbasis maritim (sea power) untuk menjaga kedaulatan, membangun perekonomian, pembangunan infrastruktur maritim, diplomasi maritim, dan kekuatan armada laut.

Eksekutif Produser dan pemeran Laksamana Malahayati,
Marcella Zalianty mengungkapkan sosok perempuan yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 10 November 2017 itu bisa menjadi panutan bagi para masyarakat khususnya kaum perempuan untuk memaknai arti ketangguhan dan tak pantang menyerah dengan keadaan.

“Sosok Malahayati menjadi representasi bahwa perempuan bisa berjuang menentukan nasibnya. Kenapa Laksamana Malahayati? Kita ini negara maritim dan identitas kemaritiman kita seiring berjalannya waktu mulai pudar, kita perlu mengingatkan kembali bahwa kita ini adalah negara maritim yang kuat,” ungkapnya.

Aktris 43 tahun itu menyebut bahwa ia sudah lama ingin mengangkat cerita Laksamana Malahayati ke dalam berbagai seni pertunjukan. Sebelum akhirnya diangkat menjadi sebuah pertunjukan teater oleh TNI AL, Marcella Zalianty juga pernah membuat cerita Laksamana Malahayati ke dalam sebuah buku komik.

“Ini sebenarnya impian saya sejak lama untuk mengangkat tokoh ini dalam seni pertunjukan. Jadi memang ini sudah diinisiasi sejak lama dari mulai komik. Kedepannya apakah berpotensi masuk ke dalam film kita masih harus persiapkan,” kata Marcella.

Sutradara pertunjukan Iswandi Pratama mengatakan bahwa pagelaran tak hanya melibatkan para aktris dan aktor terapi  juga mengajak 9 prajurit Kowal TNI AL yang berperan sebagai para pasukan Laksamana Malahayati. Mereka telah berlatih serius sejak pertengahan bulan Juli 2023 lalu di Gelanggang Olahraga Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta.

“Para perwira TNI AL kami latih dalam berseni peran dan mereka sangat antusias. Ada banyak hal menarik disajikan seperti adegan pertempuran kolosal yang menggambarkan prajurit Inong Balee dengan serdadu asing, juga ditampilkannya replika kapal perang ke atas panggung pertunjukan,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Jay Soebijakto menjelaskan bahwa replika kapal perang merupakan hasil risetnya selama beberapa waktu dan dihasilkan sebuah bentuk kapal terbuat dari rangka baja yang dapat dibongkar pasang (knock-down) berukuran tinggi 3,5 meter dan panjang 10 meter.

“Kapal in sanggup menampung sampai 10 orang secara bersamaan di dalamnya. Sewaktu di panggung, nantinya kapal dapat didesain mampu membelah menjadi dua. Kapal menjadi arena pertempuran termasuk ada aksi melompat dari satu kapal ke kapal lainnya,” ujar anak dari KASAL pertama, Laksamana R. Soebijakto yang memimpin TI AL pada 1948.

Pada kesempatan itu, Media Indonesia melihat secara langsung panggung utama yang akan menjadi tempat pagelaran. Terlihat panggung selebar 12 meter dan panjang 18 meter yang ditata sedemikian elegan dengan struktur rumah panggung khas Aceh yang sarat makna serta istana Kesultanan Aceh Darussalam yang didesain layaknya bangunan dalam ukuran normal.

“Pagelaran ini akan didukung oleh teknologi immersive sound system dan tata cahaya berkekuatan 130.000 watt dipadu dengan flow set multimedia untuk menguatkan visual panggung,” jelas Jay.

Selain Marcella Zalianty, pertunjukkan ini melibatkan aktor kenamaan tanah air Arswendy Being sebagai Sultan Aceh, Cut Mini yang memerankan sosok ibu Laksamana Malahayati, dan Teuku Rifnu Wikana sebagai suami Malahayati, serta Aulia Sarah yang memerankan Cut Limpah.

Pertunjukan disutradarai oleh Iswandi Pratama dibantu Jay Soebijakto selaku penata artistik, dan Toro Arto sebagai pimpinan produksi. Pertunjukan juga melibatkan Nya Ina Raseuki atau Ubiet sebagai pelantun lament dan koreografer senior Hartati sebagai penata gerak, sementara penata musik dipercayakan kepada Indra Perkasa.

Sosok inspiratif

Menurut Ali, semangat pantang menyerah yang telah ditunjukkan sosok pahlawan perempuan yang lahir pada 1 Januari 1550 dan wafat 30 Juni 1615 itu layak diangkat menjadi tontonan edukatif untuk publik.

“Sosok Malahayati juga telah mengilhami TNI AL, salah satunya membentuk Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) pada tahun 1963 silam. Bahkan sejak 2013, Akademi Angkatan Laut mulai menempa taruni agar kelak melahirkan lebih banyak lagi Laksamana Malahayati di era modern,” ungkapnya.

Bukan itu saja, karena TNI AL turut menematkan nama Laksamana Malahayati yang merupakan pahlawan nasional pada salah satu kapal perang yang masih beroperasi sampai hari ini, KRI Malahayati-362 yang memperkuat Komando Armada III di Sorong, Papua Barat.

“Selain menjadikan sebagai nama Alutsista, "Malahayati" turut dipakai untuk penamaan. Sejumlah kesatrian, gedung, dan jalan di Komplek TNI AL, bahkan di Markas Besar TNI pun terdapat sarana dan prasarana yang diberi nama Malahayati,” tandasnya.(M-3)

BERITA TERKAIT