Sejak berabad silam Mesir memiliki peradaban seni yang maju. Mulai dari seni patung, pahat, hingga tulisan. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Rabu (11/7) mengungkapkan para seniman Mesir kuno ternyata lebih kreatif dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dengan menggunakan teknik pencitraan portabel dan analisis kimia baru, tim ilmuwan internasional melihat kembali lukisan di Lembah Para Raja, tempat pemakaman kerajaan bagi firaun dan petinggi Mesir kuno lainnya.
Sampai sekarang ahli Mesir menganggap seni di makam ini sangat konvensional, mengikuti aturan tertentu, dan menggunakan pola yang telah ditentukan sebelumnya yang dipindahkan ke dinding.
“Namun, robot kecil yang bergerak di depan dinding yang dicat menggunakan sinar-X, ultraviolet, dan penglihatan inframerah untuk meneliti seni ini secara mendalam. Ia seperti pemindai medis,” ujar Philippe Walter dari pusat penelitian ilmiah Prancis, CNRS , rekan penulis studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One.
Dengan alat tersebut, hasil lukisan terlihat lebih detail. Di dinding itu ada gambar Ramses II, yang menghiasi makam pendeta Nakhtamon, yang dilukis sekitar 1.200 tahun SM. Firaun itu digambarkan mengenakan kalung, dan hiasan kepala, serta memegang tongkat kerajaan.
Uniknya, terlihat ada pergeseran halus posisi tongkat Ramses II , hingga sentuhan pada kalung atau hiasan kepala.
"Kami tidak menyangka akan melihat modifikasi seperti itu dari representasi firaun yang dianggap sangat formal,” kata Walter.
Perubahan serupa ditemukan di makam bangsawan Menna, yang digambarkan dengan tangan terentang ke arah dewa kematian, Osiris. Analisis menunjukkan posisi salah satu lengan telah dipindahkan, sementara perubahan terjadi pada pigmen yang digunakan untuk warna kulit.
Tidak jelas berapa tahun berlalu terjadi perubahan itu, atau mengapa itu dilakukan, tetapi para ilmuwan mengatakan itu menunjukkan bukti kebebasan dalam mencipta.
Walter membandingkan "sentuhan pribadi" ini dengan yang terlihat dari "pelukis hebat Renaisans", yang terbukti membuat penyesuaian pada karya mereka.
Philippe Martinez, rekan penulis studi lainnya dengan CNRS, mengatakan bahwa jika praktik ini terbukti lumrah, itu akan membawa seni (melukis) firaun ini lebih dekat ke standar estetika modern yang dikembangkan oleh seni Yunani-Romawi. (AFP/M-3)