LINGKUNGAN Starban, Medan Polonia, Medan, Sumatra Utara, dikenal sebagai daerah yang masih jauh dari kata layak. Sejumlah penduduk di daerah tersebut masuk dalam kategori penduduk dengan berpenghasilan menengah ke bawah, sehingga memunculkan berbagai permasalahan sosial di antaranya kemiskinan, pengangguran, kesenjangan sosial, angka putus sekolah yang tinggi hingga maraknya kriminalitas.
Melihat kondisi tersebut, salah satu Mahasiswa Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara (USU), Andre Tubecardo Doloksaribu, merasa terpanggil untuk membantu masyarakat. Ia mencetuskan gerakan peduli pendidikan dan pemberdayaan pada masyarakat melalui program Sikkola Rakyat.
“Ketika saya melihat kondisi penduduk di sini, saya benar-benar tersentuh dan ingin melakukan sedikit perubahan untuk membantu mereka, agar bisa bangkit melalui gerakan pendidikan dan pemberdayan,” kata pendiri Sikkola Rakyat Andre, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Media Indonesia, Selasa (30/5).
Sikkola Rakyat Indonesia yang berdiri sejak 22 juni 2022 ini sudah memberikan dampak positif pada masyarakat. Sebelum adanya Sikkola Rakyat, anak-anak usia sekolah banyak yang memilih bekerja dan putus sekolah karena tidak ada biaya untuk melanjutkan pendidikan. Namun, saat ini anak-anak bisa terus bermimpi dan semangat dalam mengejar cita-cita. Berkat dampak positif tersebut, Sikkola Rakyat juga semakin mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Saat ini, Sikkola Rakyat Indonesia telah memiliki 40 anak didik yang terdiri dari anak putus sekolah, anak SD dan SMP, 3 rumah belajar milik warga. Para volunteer (tenaga pengajar) yang diambil dari pemuda-pemudi kota Medan sebanyak 50 volunteer dan setiap periodenya akan terjadi pergantian volunteer, atau membuka rekrutmen volunteer kembali.
Materi Pengajaran
Sikkola Rakyat Indonesia memiliki program melalui pengajaran dan pemberdayaan pada masyarakat miskin (marginal). Saat ini program tersebut masih menyasar di kawasan pinggiran sungai Gg. Bilal. Alamat Jalan Starban, Gg. Bilal, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan.
1. Bidang pendidikan
Mengajarkan anak-anak yang putus sekolah, belum bisa membaca, menulis dan berhitung. Dalam bidang ini, sistem pembagian kelas dibagi dalam program Kelas Anak Merdeka.
Kelas Anak Merdeka akan dibagi dalam tiga kelas yaitu kelas membaca, Kelas 1-3 SD dan kelas 4–SMP. Materi yang diajarkan dalam Kelas Anak Merdeka ialah matematika, bahasa Inggris, norma dan kreativitas. Kelas Anak Merdeka diisi dengan belajar dan bermain bersama untuk meningkatkan kreativitas anak.
2. Bidang pemberdayaan
Melakukan pelatihan pemberdayaan penunjang ekonomi masyarakat. Pelatihan yang diberikan untuk masyarakat yang memiliki potensi untuk mengerjakan sesuatu sebagai penunjang ekonomi masyarakat. Saat ini program ini sedang dalam progres dan akan segera terlaksana.(M-4)