SEBELUM manusia berhenti saling menghabisi satu sama lain, mereka takkan bisa menemukan cara terampuh membasmi nyamuk.
Kalimat satir itu menjadi kesimpulan bahwa manusia kerap bersaing padahal memiliki satu tujuan. Ego dan ambisi yang dimiliki manusia seringnya berujung pada kesedihan salah satunya kematian.
Namanya Hekate. Ia menjadi salah satu tokoh sentral dalam buku berjudul Cara Terampuh Membasmi Nyamuk, karya terkini penulis Triskaidekaman.
Hekate hidup seorang diri lantaran sudah ditinggal oleh ayah, ibu, dan adiknya. Kisah itu menjadi episode kecil dari riwayat panjang tentang perang melawan hewan bernama nyamuk.
Usai tak ada lagi keluarga yang berjalan bersamanya, Hekate terus memasukkan lamaran pekerjaan. Hanya ada satu perusahaan yang memanggil dan ia lolos hingga proses akhir. Ya, Hekate akhirnya menjadi staf pembasmi nyamuk. Tekadnya satu, ia ingin mengabadikan hidup untuk membasmi kaum pembunuh ibu dan adiknya.
Dari pekerjaan itulah, Hekate bertemu dengan Panuluh dan Nozomi. Dua lakon yang memiliki kedekatan dengan dirinya. Panuluh merupakan seorang entomolog yang tertarik meneliti tentang nyamuk. Sementara itu, Nozomi yang juga tinggal seorang diri, tak diceritakan kegiatannya.
Hekate rutin bertemu dengan keduanya di waktu dan tempat berbeda. Asmara pun terjalin di antara mereka meskipun diceritakan secara tak lugas, tetap melalui rentetan peristiwa pembasmian nyamuk.
Triskaidekaman menghadirkan penuturan cerita yang begitu menarik, menggabungkan fakta dan fiksi dalam satu kemasan.
Proses pembasmian nyamuk memang nyata adanya. Korban demam berdarah yang berjatuhan pun merupakan fakta yang dikemas apik. Apalagi, perihal sarana prasarana di pulau yang jauh dari jangkauan.
Penulis yang karya-karyanya pernah diunggulkan dalam beberapa penghargaan sastra ini menghadirkan kisah manusia silih berganti dengan nyamuk.
Di satu bab, akan penuh dengan cerita Hekate, Panuluh, dan keluarganya serta Nozomi. Di bab berikutnya, ia akan menuturkan persoalan dari sisi nyamuk. Ia begitu runtut dan detail menceritakan tipikal nyamuk Aedes aegypti, mulai dari morfologi tubuh, awal mula kehidupan nyamuk hingga ketika nyamuk itu dewasa yang ternyata merupakan reinkarnasi dari salah satu tokohnya. Sungguh plot twist yang ciamik dengan pilihan diksi yang segar.
MI/Duta
Padat isu
Meskipun berjudul upaya memberantas nyamuk, isi buku ini lebih dari isu tersebut. Hubungan antarmanusia yang berkait dengan perselingkuhan, dendam, patriarki, seksisme, prostitusi, hingga yang kini sedang gaung, toxic relationship, mewarnai cerita di novel setebal 205 halaman ini.
Adalah Hekate dan Panuluh, dua tokoh yang mengisahkan hubungan yang manis di awal, tetapi perlahan semakin terkuak karakter satu dan lainnya. Panuluh perlahan membuka wajah aslinya, hal itu bermula pada cerita di halaman 70.
"Dasar gadis malas. Padahal, ibumu dokter. Pasti ibumu kecewa kalau melihatmu berkubang dalam malathion ini, sementara kau bermimpi bisa dipersunting pangeran kaya raya."
Perkataan Panuluh itu diiringi dengan tawa dan cubitan gemas pada Hekate. Pun, Panuluh begitu fasih mendaraskan ucapan jalang, lonte, maupun sundal. Bungsu dari tiga bersaudara itu pun menginginkan Hekate patuh pada perintahnya.
Meskipun kerap mendapat perlakuan kasar baik verbal maupun fisik, Hekate tetap sulit beranjak dari samping Panuluh. Ia selalu meyakinkan dirinya, jika pergi jadi pilihan, akan banyak hal lebih menyeramkan yang didapatinya.
Kekerasan memang selalu ada di dunia manusia. Pun mungkin juga di dunia nyamuk. Ketidakmampuan untuk pergi dari hal-hal yang telah familier dengan diri sendiri kendati menyakitkan, menjadi pilihan bagi beberapa orang.
Nyatanya, kita memang akan selalu hidup berdampingan dengan ketidaknyamanan, baik tak nyaman dengan sesama manusia ataupun tak nyaman karena terus diusik nyamuk.
Dalam buku ini, manusia diingatkan untuk waspada dan tak perlu menginginkan sesuatu yang belum waktunya, salah satunya bergegas menjadi dewasa. Manusia harus memahami siapa musuh sebenarnya, apakah sesamanya atau nyamuk yang kerap menularkan penyakit.
Tak hanya itu, sifat-sifat buruk perihal iri hingga dendam sebaiknya dituntaskan dengan lebih baik. Nozomi berujar, balas dendam terbaik ialah dengan tidak mengulangi perbuatan yang pernah dilakukan pada kita.
Membaca buku tentang nyamuk ini di samping memberikan wawasan tentang petualang nyamuk sejak larva, kita juga bakal mendapat reminder bahwasanya ego dan ambisi malah bisa saling meniadakan antarsesama manusia. (M-2)
Detail Buku
Judul: Cara Terampuh Membasmi Nyamuk
Penulis: Triskaidekaman
Tanggal terbit: Maret 2023
Jumlah halaman: 207
Penerbit: Buku Mojok