21 March 2023, 08:13 WIB

Bulu Kucing dalam Stoples Peroleh Scarlet Pen Awards 2023


Rahmatul Fajri | Weekend

Ilustrasi Tiyok
 Ilustrasi Tiyok
Cerpen Bulu Kucing dalam Stoples (Media Indonesia, 30/10/22) karya Teguh Afandi menjadi pemenang SPA 2023.

Cerita pendek (cerpen) Bulu Kucing dalam Stoples yang ditulis Teguh Afandi menjadi pemenang dalam kategori Best Short Story Scarlet Pen Awards (SPA) 2023 yang diumumkan akhir pekan lalu di platform media sosial. 

Cerpen yang terbit di Media Indonesia pada 30 Oktober 2022 itu menyisihkan cerpen Opera Terakhir (Ayu Welirang), Terbunuhnya Ibu Nurbaya (Cokelat), Tentang Rasa yang Salah (Agnes Irene Rau), dan Ketegangan dari Masa Lalu (Denti Lestari). 

Teguh menuturkan, cerpen karyanya mengisahkan seorang perempuan paruh baya bernama Kanune yang tinggal seorang diri di sebuah apartemen dan memelihara kucing. Kubo namanya.

Kanune punya kebiasaan mengumpulkan bulu Kubo yang rontok di dalam stoples. Ia tidak ingin ada orang tahu dirinya memelihara hewan di apartemen yang sesungguhnya tidak mengizinkan hal tersebut. 

Suatu hari, Kubo menghilang. 

Seorang laki-laki, tetangga apartemen Kanune, kemudian bertandang. Ia mengaku punya informasi mengenai Kubo yang hilang. Namun, ternyata bukan sekadar info tersebut yang dimilikinya. 

"Dia memilih tower itu karena tidak ingin terganggu, termasuk oleh hewan peliharaan. Kemudian terpicu oleh Kanune menyimpan kucing. Tapi, sejatinya memang di kepalanya muncul skenario jahat tiap ada kebisingan di rumah sakit tempatnya bekerja," kata Teguh, kepada Media Indonesia, Senin (20/3).

Dari cerpen tersebut, menurutnya, ia ingin mengungkapkan bahwa seorang yang berlagak baik pun memiliki pikiran jahat.

"Saya mainkan di sini adalah pikiran si tokoh lelakinya, bagaimana antara berpura-pura baik membantu, tapi juga dia punya pikiran kotor, jahat, dan psikopat. Aku memotret manusia itu seperti itu, kadang (tampak) baik, tapi juga isi kepalanya punya pikiran jahat," katanya.

Adapun ide cerpen tersebut muncul setelah ia mendengar cerita dari temannya yang memang punya kebiasaan menyimpan bulu kucing di dalam stoples. Teguh juga mengaku terpengaruh dari buku kumpulan cerpen Life Ceremony karangan penulis Jepang, Sayaka Murata.

"Tetapi sebenarnya saya dari dulu pengin banget menulis cerpen yang thriller. Genre itu sepi di sastra, koran terutama, jadi kebanyakan sastra koran itu fenomena sosial, kritik sosial, budaya. Thriller crime psikopat itu jarang sekali," katanya.

Lulusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada itu menuturkan, proses penulisan cerpen Bulu Kucing dalam Stoples memakan waktu kurang lebih sebulan, mulai dari menulis, penyuntingan, hingga terbit di Media Indonesia pada Minggu, 30 Oktober 2022.

Teguh mengaku kaget karyanya tersebut dinobatkan sebagai pemenang dalam kategori Best Short Story Scarlet Pen Awards 2023. Ia mengaku tidak berpikir bahwa karyanya itu akan menjadi pemenang, karena tidak mendaftarkannya ke Scarlet Pen Awards.

Ternyata, masuknya cerpen Bulu Kucing dalam Stoples itu merupakan hasil 'gerilya' juri SPA dalam mencari cerita pendek yang terbit di media massa.

"Saya kaget kepada panitia mereka menemukan cerpen yang ada di Media Indonesiax dimasukkan ke dalam kurasi mereka, jadi cukup menarik mereka mencari cerita potensial yang dilombakan," katanya.

Lebih lanjut, Teguh mengaku akan terus berkarya. Saat ini, selain sebagai penyunting di suatu penerbitan, ia juga telah memublikasikan buku kumpulan cerpen berjudul 'Arum Manis' yang berisi 22 karyanya.

Sementara itu, dikutip dari Laporan Pertanggungjawaban SPA 2023, ajang tahunan ini merupakan ajang apresiasi terhadap karya fiksi kriminal di Indonesia, dalam bentuk novel maupun cerpen. 

SPA pertama kali dihelat pada 2020 atas inisiasi Detectives ID, komunitas yang mewadahi pembaca dan penulis fiksi kriminal di Tanah Air. Tahun ini adalah penyelenggaraan kali keempat, dengan kurasi karya sepanjang Desember 2021-Desember 2022. (M-2) 

BERITA TERKAIT