19 February 2023, 10:00 WIB

ChatGPT Jadi Incaran para Investor Teknologi di Silicon Valley


Adiyanto | Weekend

Jason Redmond / AFP
 Jason Redmond / AFP
Yusuf Mehdi, Wakil Presiden Korporat Microsoft berbicara untuk mengumumkan integrasi ChatGPT untuk Bing di Microsoft.

ChatGPT, aplikasi terbaru buatan perusahaan OpenAI, telah mendorong para investor bergegas untuk menemukan hal besar berikutnya dari teknologi Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ini.

Kecerdasan buatan kini semakin hadir dalam kehidupan sehari-hari selama beberapa dekade, tetapi peluncuran robot percakapan dari perusahaan rintisan OpenAI  pada November tahun lalu itu, telah menandai titik balik dalam persepsinya oleh masyarakat umum dan investor.

"Seringkali kami memiliki platform yang muncul dan menghasilkan ledakan perusahaan baru. Kami melihat ini dengan internet dan seluler, dan AI bisa menjadi platform berikutnya." kata Shernaz Daver dari Khosla Ventures yang berbasis di California.

ChatGPT adalah sebuah perangkat lunak berupa model bahasa generatif yang menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi probabilitas kalimat atau kata berikutnya dalam suatu percakapan ataupun perintah teks.

Cara kerjanya seperti chatbot. Saat kita ingin menanyakan suatu barang kepada penjual, baik itu lewat WhatsApp, Facebook Messenger atau media sosial lain, biasanya pesan kita akan dijawab secara cepat dan otomatis dengan mesin.

Namun, ChatGPT lebih canggih lagi karena ia didesain dapat menyulap konten asli, gambar, puisi, esai ribuan kata dalam hitungan detik atas perintah sederhana dari pengguna.

Sejak rilis diskritnya pada akhir November, ChatGPT telah menjadi salah satu aplikasi dengan pertumbuhan tercepat yang pernah ada. Hal ini mendorong perusahaan teknologi raksasa yang berbasis di Sillicon Valley Microsoft dan Google untuk mempercepat proyek yang sampai sekarang dijaga dengan hati-hati karena kekhawatiran bahwa teknologi tersebut belum siap untuk publik.

"Hanya lima hari setelah dirilis, satu juta orang menggunakan ChatGPT,  sekitar 60 kali lebih cepat daripada yang dibutuhkan Facebook untuk menjangkau satu juta pengguna," kata Wayne Hu, partner di SignalFire, firma modal ventura lainnya, seperti dikutip AFP, Minggu (19/2).

"Tiba-tiba semua investor berbicara tentang bagaimana ChatGPT dapat menghilangkan jutaan pekerjaan, mengganggu industri bernilai triliunan dolar, dan secara mendasar mengubah cara kita belajar, mengonsumsi, dan mengambil keputusan," katanya.

Ledakan AI generatif seperti ChatGPT ini datang pada saat sektor teknologi informasi menghadapi ,asa suram yang ditandai maraknya PHK, termasuk di perusahaan-perusahaan raksasa, seperti Microsoft.

"Sementara kategori lain menghadapi kontraksi dalam valuasi dan peningkatan modal, perusahaan AI generatif tidak," kata Daver.

Hu mengatakan bahwa penilaian pasar untuk perusahaan AI generatif sangat tinggi.

Sulit mengikuti

Menurut HU, OpenAI, pembuat ChatGPT, dihargai oleh Microsoft hampir US$30 miliar meskipun tindakan itu seperti membakar uang.

Pengusaha  lainnya yang berspesialisasi dalam AI generatif mengatakan bahwa mereka tidak perlu lagi berteriak meminta perhatian saat mencari uang tunai atau menelusuri detail dari apa yang mereka coba tawarkan.

"Ini sangat membantu kami," kata Sarah Nagy, pendiri Seek AI, sebuah start-up yang memungkinkan nonspesialis mengekstrak data teknis dari database menggunakan kueri dalam bahasa sehari-hari.

"Sebelum ChatGPT... Saya harus menjelaskan apa itu AI generatif, dan mengapa itu penting," tambahnya.

Sekarang mereka yang berminat pada kemampuan seperti ChatGPT tampaknya tidak terbatas, dan tidak hanya dari investor. "Permintaan dari pelanggan banyak meningkat," kata Nagy. "Bahkan sulit untuk mengikutinya, karena kami masih perusahaan kecil."

Pengusaha ingin mengembangkan timnya dan, menurut Daver, sementara trennya adalah berhemat, "Kami sedang merekrut (investor) untuk pengembangan AI generatif ini,” imbuhnya.

Selain Microsoft yang menjadi mitra dan investor OpenAI, Google kabarnya juga sedang berusaha mengikuti langkah ini. Mereka kabarnya baru saja menginvestasikan US$300 juta untuk mengakuisisi 10 %  saham perusahaan pendatang baru Anthropic dan chatbot-nya, Claude.

Hu mengatakan demam ChatGPT bisa jadi belum pernah terjadi sebelumnya dan dapat berkembang jauh melampaui AI Generatif lainnya, karena teknologi itu sendiri meminimalkan kebutuhan pembuat kode atau perancang komputer untuk mengeksekusi ide.

"Sekarang Anda tidak perlu lagi mendapatkan gelar PhD Stanford dalam ilmu komputer. Pengembang mana pun dapat membuat sesuatu yang luar biasa di atas ChatGPT dan model dasar lainnya dalam satu akhir pekan."

"Gelombang AI ini bisa lebih besar daripada seluler atau cloud, dan lebih pada skala seperti Revolusi Industri yang mengubah arah sejarah manusia," kata Hu. (AFP/M-3)

 

 

BERITA TERKAIT