04 January 2023, 11:02 WIB

Awas, Informasi Menyesatkan dari Video Gim


Adiyanto | Weekend

STF / AFP
 STF / AFP
Tampilan gim Arma 3 yang sering digunakan untuk menyebar hoaks

Perkembangan teknologi digital yang semakin canggih membuat kita kini kesulitan membedakan realita. Salah satu contohnya adalah maraknya potongan video gim yang beredar di media sosial dan disangka kejadian sungguhan.

Cuplikan dari video gim bertema perang Arma 3, belakangan ini sering disebar di medsos disertai narasi ‘siaran langsung’ atau ‘kejadian terbaru’ agar tampak asli. Video semacam ini telah digunakan berulang kali dalam beberapa bulan terakhir sebagai informasi palsu tentang serangan Rusia di Ukraina.

Kemudahan rekaman gim ini sering disalahartikan sebagai kejadian nyata, bahkan oleh beberapa penyiar media, dan dibagikan sebagai berita sungguhan di media sosial.  Menurut para peneliti fenomena semacam ini merupakan potensi serius dalam penyebaran informasi yang salah.

"Fakta bahwa hal itu terus terjadi adalah pengingat betapa mudahnya membodohi orang," kata Claire Wardle, salah satu direktur Informasi Futures Lab di Brown University, kepada AFP, belum lama ini.

"Seiring dengan semakin canggihnya visual video gim, CGI (citra yang dihasilkan komputer) dapat sekilas terlihat nyata. Orang-orang perlu mengetahui cara memverifikasi citra itu, termasuk melihat metadata agar kesalahan ini tidak terjadi, terutama oleh ruang redaksi," imbuhnya.

Arma 3, yang pengembangnya berbasis di Ceko, memang menyajikan permainan gim perang sesungguhnya dan memungkinkan pemainnya untuk membuat berbagai skenario medan perang menggunakan pesawat, tank, dan sejumlah senjata lainnya. Grafik visual yang kian canggih, membuat tampilannya seolah nyata atau sungguhan.

Para gamer sering mengunggah rekaman gim itu di platform seperti YouTube.

Dalam salah satu tulisan di kolom komentar di salah satu video Arma 3 yang disebar dan diberi judul "serangan balasan Ukraina!", seorang pengguna, yang tampaknya menganggapnya nyata, menulis: "Kita harus meminta Ukraina setelah perang ini untuk melatih pasukan NATO cara berperang."

"Meskipun Arma 3 mensimulasikan konflik perang modern dengan cara yang begitu realistis, kami tentu tidak senang karena itu dapat disalahartikan sebagai rekaman pertempuran sesungguhnya dan digunakan sebagai propaganda perang," kata perwakilan dari Bohemia Interactive, pembuat gim tersebut, dalam sebuah pernyataan.

"Kami telah mencoba melawan konten semacam itu dengan menandai video ini ke penyedia platform, tetapi itu sangat tidak efektif. Setiap video itu dihapus, sepuluh video lainnya diunggah setiap hari," kata mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, video Arma 3 telah digunakan untuk menyebar informasi palsu konflik di wilayah lain, termasuk Suriah, Afghanistan, dan Palestina. Meski klip tersebut sering dibantah oleh pemeriksa fakta global, seringkali muncul lagi.

Termasuk yang dilakukan AFP. Kantor berita Prancis ini pernah menyanggah beberapa video menggunakan konten Arma 3, termasuk pada November. Pengunggahnya  mengklaim video itu adalah gambar tank Rusia yang dihantam oleh rudal Javelin buatan AS. Klip itu telah dilihat puluhan ribu kali di media sosial.

Bohemia Interactive mengatakan video menyesatkan semacam itu mendapatkan daya tarik karena berhubungan dengan konflik di Ukraina.

Perang ‘TikTok’ Pertama

Dijuluki oleh pengamat sebagai "perang TikTok pertama", tampilan visual yang seolah nyata dan beberapa di antaranya menyesatkan atau salah, mengalir ke platform media sosial. Namun, para peneliti mengatakan itu tidak mungkin dilakukan oleh aktor negara.

"Saya menduga postingan konten ini hanyalah ulah orang iseng yang melakukannya untuk melihat berapa banyak orang yang bisa mereka tipu," kata Nick Waters, dari perusahaan forensik digital Bellingcat, kepada AFP.

"Penyebar berikutnya adalah orang-orang yang mudah tertipu yang mengambil konten ini dan kemudian menyebarkannya lagi sebagai upaya untuk mengumpulkan poin di internet (jumlah viewer atau subscriber)."

Bohemia Interactive mengatakan video palsu itu dibagikan secara masif oleh pengguna media sosial, banyak di antaranya mencari apa yang oleh para peneliti disebut umpan keterlibatan. Postingan semacam itu diharapkan menarik banyak orang sehingga menghasilkan lebih banyak interaksi melalui tombol like, share and comment (suka, bagikan, dan komentar). (M-3)

BERITA TERKAIT