25 September 2022, 05:10 WIB

Vibriyanti dan Hendrik Hutabarat : Kegigihan Cinta Beda Agama


Nike Amelia Sari | Weekend

MI/SUMARYANTO BRONTO
 MI/SUMARYANTO BRONTO
VIBRIYANTI DAN HENDRIK HUTABARAT

PERNIKAHAN beda agama masih menjadi isu yang sensitif di masyarakat hingga saat ini. Dalam Kick Andy episode Prahara Cinta & Agama yang tayang malam ini hadir pasangan-pasangan suami istri (pasutri) yang gigih mempertahankan komitmen meski ada beragam tantangan.

Kegigihan panjang telah dibuktikan pasutri Vibriyanti dan Hendrik Hutabarat. Vibriyanti yang akrab disapa Vibrie ini beragama Islam, sedangkan Hendrik beragama Kristen Protestan. Usia pernikahan mereka telah mencapai 11 tahun dan dikaruniai dua anak.

Hadir di Kick Andy, Vibrie dan Hendrik mengungkapkan jika berpacaran sejak SMA 1995. Cinta monyet itu terus tumbuh kuat. "Waktu itu kita sama-sama ada di kelas dua biologi. Lalu, bapak satu ini (Hendrik) nembak saya lalu kita jadian. Kita juga kebetulan satu kuliah. Kisah cinta kita lama banget, 16 tahun pacaran," kata Vibrie.

Lamanya masa pacaran itu juga karena perbedaan agama yang membuat tentangan dari keluarga. "Saya orangnya realistis, orangtua saya menentang berat dengan sering ngomelin saya, nasehatin saya panjang lebar, waktu mereka tahu saya pacaran dengan Hendrik waktu SMA kelas tiga," ujar anak perempuan satu-satunya di keluarga berdarah Melayu asal Bengkulu ini.

Keluarga Hendrik yang bersuku Batak dan bermarga Hutabarat pun sama menentang hubungan mereka. "Dari silsilah keluarga, kan saya anak laki-laki pertama, nanti putus marga kebatakannya," jelas Hendrik.

Direstui

Hubungan mereka jalani diam-diam hingga Vibrie memutuskan keluar dari rumah setelah bekerja. Keputusan Vibrie untuk tinggal di kos membuat sang ibu syok dan mencarinya. Mereka pun berbicara dari hati ke hati.

"Mama saya ada omongannya kayak gini, ‘Ya udah, kamu pulang, mama berjanji kalaupun misalnya kamu menikah, kalaupun harus menanggung setengah dari dosa yang kamu lakuin, mama bersedia asal jangan pernah kamu tidak mengakui saya sebagai mama kamu. Kita enggak boleh putus sebagai mama dan anak'. Itu momen yang bikin saya tersentuh dan saya akhirnya pulang," tutur Vibrie.

Sementara itu, di keluarga Hendrik justru sang kakak yang lebih banyak meyakinkan orangtua untuk merestui hubungan itu. “Kakak saya yang nomor satu yang lebih banyak meyakinkan ke mama saya. Bukan saya tidak komunikasi sama mama saya, cuma ujung-ujungnya beliau bilang, 'Ya sudah kalau memang itu sudah pilihan kamu'," tutur Hendrik. Meski begitu, seorang pamannya tetap menentang hubungan tersebut hingga memilih tidak datang ke pernikahan.

Pernikahan Vibrie dan Hendrik dilakukan dengan dua akad nikah dan pemberkatan. Setelah berumah tangga dan dikaruniai sepasang anak, pasutri ini mengaku kehidupan terasa komplet dan justru sudah hampir tidak ada tantangan yang berarti.

Hingga kini keduanya pun masih menganut agama masing-masing. Mereka tidak memiliki keinginan untuk memaksakan satu agama karena percaya agama harus datang dari hati masing-masing.

Terkait dengan agama anak, mereka sudah membuat kesepakatan sebelum menikah. "Manusia itu harus punya agama karena agama itu untuk kemanusiaan ujungnya. Kalau yang cowok ikut Kristen dan yang cewek ikut Islam," jelas Hendrik.

Lebih lanjut, Vibrie mengungkapkan kesepakatan terkait dengan agama anak itu bukan untuk mengotak-ngotakkan, melainkan sebagai pegangan awal lantaran di usia belia anak belum bisa memilih agama. "Namun, kalau nantinya mereka bisa berpikir sendiri dan punya kemampuan untuk memilih agama lain yang disetujui di Indonesia, silakan," pungkas Vibrie. (M-1)

BERITA TERKAIT