25 April 2022, 11:24 WIB

Ilmuwan Temukan Petunjuk Baru Terkait Migrasi besar Penduduk di Pasifik


adiyanto | Weekend

unsplash.com/Marek Okon
 unsplash.com/Marek Okon
Pulau kecil di kepulauan mikronesia. Orang Lapita diyakini adalah leluhur orang-orang di Polinesia dan Mikronesia

Penduduk di kawasan Pasifik adalah salah satu migrasi paling signifikan dalam sejarah manusia. Dan sekarang penemuan arkeologi di sebuah pulau kecil di Papua Nugini telah menyusun kembali ruang lingkup awal pemukiman di kawasan tersebut. Temuan, yang menurut para arkeolog, dapat menjelaskan migrasi ke timur tiga ribu tahun yang lalu.

Seperti dilansir The Guardian, Minggu (24/4) penggalian tulang manusia dan hewan di Pulau Brooker, 200 km sebelah timur daratan Papua Nugini, menunjukkan bahwa migrasi orang Lapita di seluruh Papua Nugini jauh lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Lapita, kelompok masyarakat keturunan Asia timur, secara arkeologis diakui sebagai orang pertama yang mendarat di pulau-pulau di Oseania Terpencil, yang meliputi Tonga, Samoa, dan Vanuatu.

Mereka diyakini telah bermigrasi ke sana dari Asia Tenggara, melalui kepulauan Bismarck di lepas pantai timur laut New Guinea antara 3.100 dan 3.350 tahun yang lalu.

Masyarakat Lapita diketahui telah memperkenalkan tembikar, hewan seperti babi dan ayam, dan bahasa Austronesia ke New Guinea, yang telah dihuni oleh penduduk asli selama setidaknya 50.000 tahun.

Dalam penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology & Evolution, para arkeolog percaya bahwa mereka telah menemukan bukti paling awal  tentang hewan dan obsidian (kaca vulkanik) yang diperkenalkan orang Lapita dan di selatan Nugini. Temuan ini berusia antara 3.060 dan 3.480 tahun, mereka memperkirakan.

Dr Ben Shaw dari Australian National University, penulis pertama studi tersebut, mengatakan penemuan itu adalah bukti dari “interaksi awal antara penduduk asli, yang sudah berada di daerah itu, dan migran Lapita”.

Kebudayaan Lapita adalah kebudayaan prasejarah yang berkembang di Kepulauan Pasifik dari sekitar tahun 1600 SM sampai sekitar 500 SM. Para arkeolog meyakini bahwa Lapita adalah leluhur orang-orang di Polinesia, Mikronesia, dan beberapa kawasan pesisir Melanesia.

Karakteristik budaya Lapia adalah keberadaan permukiman manusia di kepulauan yang sebelumnya tak berpenghuni yang meliputi wilayah besar di Samudera Pasifik, penyebaran rumpun bahasa Oseanik di kawasan tersebut, tembikar geometris yang khas, dan pemakaian dan penyebaran obsidian. (M-4)

BERITA TERKAIT