NAMA Khozy Rizal sebagai sutradara mencuat setelah film pendek Lika-Liku Laki cukup banyak berseliweran pada 2021 hingga awal 2022 ini. Film itu mendapat penghargaan khusus di FFI 2021, mendapatkan Jury Prize di Sundance Asia 2021, official selections Sundance International Film Festival 2022, official selections JAFF 2021, berlaga di Minikino Film Week, dan juga menjadi official selections di Tampere International Film Festival 2022.
Saat ini, Khozy tengah berfokus pada proyek film pendek terbarunya, Basri & Salma dalam Komedi yang Terus Berputar. Saat ini proyek tersebut masih dalam tahap pengembangan pra-produksi. Sembari Khozy juga memasukkan proposal proyek film tersebut ke beberapa forum pendanaan film di internasional, dan terbaru di forum pasar film (film market) Akatara 2022 yang berlangsung dua hari, 29-30 Maret lalu.
Ditemui di sela Akatara 2022, Khozy mengatakan ide dari proyek film terbarunya adalah dari suasana odong-odong saat malam hari di Makassar. Suasana yang Khozy kerap lihat dan menjadikan dirinya ingin membuat film tentang odong-odong suatu saat.
“Jadi ketika saya pulang kerja, di kota Makassar itu selalu ada odong-odong di malam hari. Dan menurut saya, odong-odong di malam hari itu sangat indah, manis, dan hangat. Dari momen itulah, saya berkeinginan untuk suatu saat membuat film tentang odong-odong,” kata Khozy, Selasa, (29/3), saat ditemui di sela acara Akatara 2022, di The Westin Hotel, Jakarta Selatan.
Film itu berkisah tentang Basri dan Salma, sepasang suami istri yang bekerja sebagai tukang odong-odong. Mereka telah berumah tangga selama lima tahun. Dalam lima tahun bersama, mereka belum memiliki anak. Ketika Basri dan Salma datang ke acara akikah saudaranya, keduanya banyak mendapat pertanyaan dan pernyataan yang menjustifikasi mereka soal status ketiadaan buah hati.
“Di cerita ini, saya ingin menceritakan banyak hal, tentang keluarga, dan tentang hipokrisi agama, kekerasan seksual, juga tentang child free. Semua ini saya bahas melalui cerita pasangan odong-odong ini.”
Khozy mengungkapkan jika film itu merupakan suaranya atas keresahan pribadi. Di acara kumpul keluarga, ia kerap merasa teralienasi karena masih melajang. "Seperti bukan bagian dari mereka, karena saya berbeda. Dan selalu muncul pertanyaan-pertanyaan seperti kapan menikah, punya anak, kenapa tidak mau punya anak, dan segala macam. Akhirnya keresahan saya itu bertemu dengan kekaguman saya dengan odong-odong, digabung menjadi satu,” akunya.
Rencananya, film Basri & Salma akan diproduksi pada Juli tahun ini, dan selesai pada Oktober. Sementara untuk rencana distribusi pada awal 2023. Untuk penayangan perdana (world premiere) juga masih diproyeksikan di festival internasional sebelum kemudian diputar di Indonesia. (M-1)