Penulis senior yang terlibat dalam penelitian Jeffrey Riffell, profesor biologi Universitas Washington mengatakan, selain tiga isyarat utama yang menarik nyamuk yaitu napas, keringat, dan suhu kulit, tim juga menemukan isyarat keempat yaitu warna merah.
Kulit manusia, terlepas dari pigmentasi, memancarkan 'sinyal' merah-oranye ke mata nyamuk. Para peneliti mengatakan itu sebabnya serangga tersebut tertarik pada kulit manusia. Studi baru ini dipimpin oleh para ilmuwan di University of Washington yang berhasil menemukan bahwa nyamuk setelah mendeteksi gas karbondioksida (CO2) yang dihembuskan, terbang menuju warna tertentu, termasuk merah, oranye, dan hitam. Sebaliknya, mereka mengabaikan warna hijau, ungu, biru, dan putih.
"Memfilter warna-warna menarik di kulit kita, atau mengenakan pakaian yang menghindari warna-warna itu, bisa menjadi cara lain untuk mencegah gigitan nyamuk," kata Riffell seperti dikutip dari dailymail.co.uk, Jumat (4/2).
Studi yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Communications ini juga mengungkapkan bagaimana indra penciuman nyamuk yang memengaruhi cara hewan itu merespons isyarat visual. Dengan begitu mengetahui warna mana yang menarik nyamuk lapar, dan mana yang tidak, dapat membantu merancang penolak nyamuk, perangkap, dan metode lain yang lebih baik untuk mengusir hewan tersebut. (M-4)