MICROSOFT melanjutkan revolusi artificial intelligence (AI) miliknya. Pada Kamis (16/3), perusahaan itu mengumumkan bahwa mereka akan menerapkan kekuatan di balik ChatGPT ke program Excel, Word, dan Outlook yang ikonis.
Raksasa asal Redmond, Washington, itu dengan cepat mengadopsi AI berbasis bahasa. Ini menunjukkan kurang hati-hati Microsoft dibandingkan para pesaingnya. Padahal masalah awal seperti chatbots ialah memberikan tanggapan yang mengganggu atau informasi yang sangat tidak akurat.
Chatbot terbaru Microsoft, yang disebut Copilot, akan menempatkan kemampuan seperti ChatGPT untuk bekerja di kantor, menghasilkan transkrip rapat, entri kalender, atau slide PowerPoint hampir secara instan. Inti dari rilis baru ini ialah AI generatif, istilah untuk kemampuan gaya ChatGPT, akan berfungsi sebagai asisten bagi pengguna perangkat lunak tempat kerja populer Microsoft dan tidak secara sepihak mengambil alih tugas kantor.
Baca juga: Induk Facebook Meta Pangkas 10.000 Karyawan dalam PHK Terbaru
"Bisa dibilang kami telah menggunakan AI dengan autopilot. Dengan AI generasi berikutnya ini, kami beralih dari autopilot ke kopilot," kata CEO Microsoft Satya Nadella dalam acara peluncuran virtual.
Microsoft menggelontorkan miliaran dolar ke OpenAI, perusahaan yang membangun teknologi untuk mendukung ChatGPT dan merilis versi terbarunya, GPT-4, pada Selasa. Teknologi itu, yang menurut OpenAI dapat memuat gambar dan teks, sudah menjadi dasar chatbot di mesin pencari Bing Microsoft yang mendapatkan lebih banyak pengguna berkat pelukan AI.
Baca juga: Microsoft Bantu Teknologi bagi Startup Naungan Living Lab Ventures
Raksasa teknologi lain mengambil pendekatan yang lebih hati-hati terhadap AI generatif. Ini karena mereka takut akan rasa malu yang muncul saat teknologi tersebut keluar jalur.
Komputasi awan milik Google mengatakan minggu ini bahwa itu akan memberi penguji cara memasukkan AI generatif ke dalam aplikasi atau membuatnya bekerja di platform raksasa internet itu sendiri. CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan bulan lalu bahwa perusahaan induk Facebook dan Instagram itu sedang membuat grup produk untuk menemukan cara mengisi ulang pekerjaan AI mereka. (AFP/Z-2)