17 December 2022, 13:08 WIB

ASN Kuasai Literasi Digital Dengan Beretika dan Santun


Medaindonesia.com | Teknologi

Dok Ist
 Dok Ist
Training of Trainers (ToT) Literasi Digital segmen pemerintahan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag di ICE BSD Kabupaten Tangerang.

APARATUR Sipil Negara (ASN) harus siap menghadapi perkembangan teknologi yang cukup dinamis. ASN diharapkan bisa beradaptasi dengan cepat tanpa terkecuali ASN.

Harapan itu disampaikan oleh Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto saat membuka kerja sama Kemenkominfo dan Kementerian Agama dalam menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (ToT) Literasi Digital segmen pemerintahan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag digelar di ICE BSD Kabupaten Tangerang, kemarin.

"Kompetensi yang dibutuhkan oleh ASN dalam menyongsong era digital ini pada dasarnya adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi untuk melakukan tugas fungsi pokoknya dalam menyejahterakan kehidupan masyarakat," ujarnya.

Pelatihan ini untuk menciptakan trainer literasi digital sektor pemerintahan Kemenag yang nantinya akan membantu tugas Kemenkominfo melakukan literasi digital kepada ASN di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kemenag, Nizar Ali menyambut baik kegiatan tersebut dan diperlukan kerja sama antar pemerintah dan masyarakat terkait literasi digital terutama dalam isu konten negatif.

"Pemerintah harus bekerja sama dengan masyarakat agar literasi digital dapat berjalan dengan sukses untuk semua kalangan masyarakat, sehingga tidak ada gap digital," kata Nizar Ali.

Pada pelatihan tersebut hadir sejumlah narasumber. Istiani, Kepala Lab Psikologi Binus University. Istiani membahas bagaimana pada saat ini manusia lebih proaktif di dunia digital atau society 5.0.

"Budaya digital itu berfokus kepada manusia, bukan teknologinya. Budaya membentuk cara kita berpikir, merasa, bekerja, bermain, dan itu membuat perbedaan cara kita memandang diri sendiri dan orang lain," kata Istiani.

baca juga: Yogyakarta Tuan Rumah Puncak Kegiatan Indonesia Cakap Digital

Di sesi yang sama, Irene Camelyn Sinaga, Direktur Pengkajian Implementasi Pembinaan Ideologi Pancasila, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyampaikan bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang dijadikan landasan budaya digital. Salah satunya mencegah perpecahan yang ada di dunia digital karena isu-isu kontroversial.

"Polemik yang paling mudah dimainkan adalah agama, banyak sekali korban dan perpecahan yang disebabkan agama, yang terjadi di seluruh dunia. Mari kita belajar lagi kita tidak bisa terus terpedaya dengan orang yang memecah belah dengan membawa agama," jelas Irene.

Cahyo Edhi Widyatmoko dan Tri Hadiyanto Sasongko dalam pemaparan Etika Digital bagi ASN menjelaskan bahwa sebagai pengguna teknologi, pengguna bagian dari "Warga Negara Digital" harus beretika layaknya menjalani kehidupan di dunia nyata. (N-1)

 

BERITA TERKAIT