SAAT ini, data menjadi salah satu aset yang sangat berharga bagi setiap perusahaan. Bahkan disebutkan, data is the lifeblood of modern business. Karenanya, perlindungan dan pertahanan data pun sangat krusial.
Terlebih tren serangan siber juga terus meningkat, termasuk serangan virus ransomware yang berdampak pada tersanderanya data hingga menghentikan proses bisnis.
“Serangan ransomware telah melumpuhkan 37% bisnis di dunia. Perusahaan yang menjadi top targets serangan ada di sektor pendidikan edukasi, pemerintahan, dan kesehatan. Serangan ransomware di tahun 2021 saja telah menimbulkan kerugian sebesar 20 miliar dolar AS,” ujar Territory Sales Manager Arcserve, Aiden Tan, pada acara soft launching Arcserve di Jakarta, baru-baru ini. Arcserve merupakan vendor top 5 global untuk platform pelindungan dan pertahanan data.
Lebih lanjut Aiden menjelaskan, sekitar 90% data di dunia diproduksi dalam 2 tahun terakhir dan diperkirakan produksi data akan terus meningkat hingga melampaui 180 ZB hingga tahun 2025 nanti.
Baca juga: Sophos Ungkapkan 'Dwell Time' Para Penyerang Meningkat 36%
Tentu saja, untuk mengantisipasi serangan siber, sistem pertahanan dan perlindungan yang mumpuni sangat diperlukan. Idealnya, sistem tersebut mampu menangkis serangan dan mampu memulihkan data dengan cepat sehingga proses bisnis bisa tetap berjalan lancar. Dalam hal ini, peran sistem backup atau pencadangan data sangat penting.
Arcserve menawarkan serangkaian solusi data security terbaik di kelasnya untuk mengelola, melindungi, dan memulihkan semua data pekerjaan.
Aiden mengungkapkan, aturan pencadangan 3-2-1 telah lama menjadi standar untuk perlindungan data. Konsepnya adalah menyimpan tiga salinan data –satu utama dan dua cadangan– dengan dua salinan disimpan secara lokal pada dua format (penyimpanan yang terpasang di jaringan, pita, atau drive lokal) dan satu salinan disimpan di luar lokasi di cloud atau penyimpanan aman.
Tambahan "1" dalam 3-2-1-1 yang diterapkan Arcserve berarti penyimpanan yang tidak dapat diubah dengan mengonversi data ke format write once, read many times (tulis-sekali, baca berkali-kali). Sehingga, data itu tidak dapat diubah, keutuhan data pun tetap terjaga.
Arcserve sendiri merupakan perusahaan yang telah hampir memasuki dekade ketiganya sebagai peraih award-winning IP. “Dengan Arcserve, para mitra reseller dan end-users dipastikan akan mendapatkan solusi cepat atas kebutuhan pekerjaan dan infrastruktur data," jelas Director SEA & Greater China Arcserve, Jennifer Lim, pada kesempatan sama.
"Sebagai organisasi yang berbasis 100% channel-sentris, Arcserve telah hadir di lebih dari 150 negara, dengan 19.000 channel partners yang membantu melindungi 235.000 aset data pelanggannya,” kata Jennifer Lim.
Di Indonesia, layanan Arcserve dapat diperoleh melalui PT Aca Pacific. Per tanggal 30 Agustus 2022, PT ACA Pacific resmi menjadi distributor atau official partner dari produk Arcserve melalui soft launching yang diadakan di The Grove Suites Jakarta.
ACA Pacific adalah perusahaan distribusi nilai tambah regional yang didirikan sejak 1986.
“Melayani wilayah Asia-Pasifik selama lebih dari 30 tahun, keahlian kami adalah dalam memilih dan mengintegrasikan perangkat lunak dan perangkat keras “Best-of-Breed” untuk memenuhi dinamika bisnis yang terus berubah,” terang Wiranto, Country Manager PT Aca Pacific.
ACA Pacific menawarkan produk dengan teknologi canggih untuk memberikan hasil terbaik bagi pelanggan. Mulai dari kecerdasan buatan, perangkat lunak desain, jaringan dan server, penyimpanan dan cadangan, komunikasi terpadu, hingga komputasi awan, mencakup sebagian besar kebutuhan bisnis dengan solusi yang tepat.
“Kami menyediakan solusi security data dari level SMB (Usaha Kecil dan Menengah/UKM) hingga ke perusahaan besar/enterprise security solution," katanya.
"Arcserve menawarkan solusi untuk mempermudah sekaligus menghadirkan pelindungan dan kepastian data terbaik, hemat biaya, cepat, dengan skala besar di semua jenis data, termasuk infrastruktur on-prem, off-prem (DRaaS, BaaS, dan Cloud-to-Cloud), hyper-converged, dan edge,” pungkas Wiranto. (RO/OL-09)