-
Puisi-puisi In Memoriam Mochtar Pabottingi
Pada mulanya adalah titi semadi di ketinggian bukit sepi, lalu ke titik terjauh dari rindu.
-
Wahai orang pemberani! Percayalah pada cinta sebab ia mendatangkan kebahagiaan.
-
Teruslah berjalan ke barat sebab petualang tak reda oleh derita para pelintas.
-
Penulis The Rise of Majapahit itu juga akan segera menerbitkan novel keduanya, Ratu Kalinyamat.
-
Aku mengingatmu dari sebutir nasi yang ditanak, setelah dibasuh dengan air mata.
-
Tidak dilarang orang miskin berbahagia sebab cinta harus selalu dirayakan!
-
Langit menerima terang lampu-lampu, mengingatkanku pada wajah pelacur selesai berpupur.
-
Merayakan 83 tahun penyair Joseph Brodsky lewat analisis puisi Cinta yang bersifat autobiografi dan bersimbol filosofis.
-
Kalimantan kehilangan hutan, Kalimantan memerah darah. Akan tiba waktu-waktu pengasingan!
-
Judul buku itu diambil dari puisi mereka masing-masing, yakni Pulang Terbilang (karya Ibnu) dan Sesaat yang ditulis Fryda.
-
Pada lintasan roda-roda waktu, kebenaran menjelma suara yang sepi. Membuat kau dan aku semakin samar saling mendengar.
-
Satu senyum butuh seribu alasan, sedang seribu luka terlanjur abadi menjengukku.
-
Kau menghilang, sedang aku merana dan menengok hampa dari lantai gedung bertingkat.
-
Hati kembali memanggul sepi dan merapalkan ribuan rima mantra dari masa ke masa.
-
Seperti Sidharta Gautama, hidup dalam tapa sepi mencari jati diri pada masanya dan aku pun ingin melakukan itu.
-
Bising manusia mulai menghilang dan hanya tersisa jiwa ini. Ingin bertahan hidup di hari demi hari.
-
Meski tujuan kita masih jauh dari harapan, namun kita tumbang sebagai pejuang jujur!
-
Peluncuran itu sekaligus merayakan Hari Puisi Nasional 28 April yang juga merupakan tanggal berpulangnya hairil Anwar.
-
Hari Puisi Nasional ditetapkan sesuai dengan tanggal kepergian penyair terkemuka di Indonesia, Chairil Anwar.
-
Satu-satunya hal yang kuinginkan dalam hidup ialah berjalan kaki jauh agar tetap hidup.