POLRI siap memberikan pengawalan terhadap kendaraan milik tim sepak bola yang akan melakukan pertandingan. Langkah itu sebagai buntut dari kasus penyerangan bus Persis Solo.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit pun menegaskan komitmen tersebut dalam penutupan Kursus Manajemen Pengamanan Stadion, yang mendatangkan tim pengajar dari Conventry University, Inggris.
Menurutnya, kebijakan pengawalan bertujuan untuk mencegah aksi anarkis dari suporter bola, yang membahayakan para staf tim hingga pemain klub sepak bola.
Baca juga: Tujuh Suporter Persita Jadi Tersangka Penyerangan Bus Tim Persis Solo
"Bagaimana mengawal dan mengamankan pemain dari titik keberangkatan sampai di tempat pertandingan dan kembali. Ini menjadi bagian yang akan terus kita evaluasi," tegas Sigit, Rabu (1/2).
Sigit juga mengimbau kepada tim di berbagai tingkatan liga Indonesia dan para petinggi dari kelompok supporter, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Hal tersebut diperlukan, agar tidak lagi terjadi tindakan anarkis.
"Terhadap hal yang seperti itu, apalagi yang bersifat anarkis merusak dan sebagainya, kami dari Polri tentu akan mengambil tindakan tegas," imbuhnya.
Pihaknya pun meminta jajarannya untuk mengusut tuntas kejadian pelemparan batu terhadap bus Persis Solo. Tepatnya, seusai laga Liga 1 di Stadion Indomilk Arena pada Sabtu (28/1) lalu.
Baca juga: Menpora: Perusakan Bus Persis Solo dan Kantor Arema FC Harus Ditindak Tegas
"Dengan peristiwa yang kemarin antara Persis Solo dan Persita, kita sudah perintahkan ke Kapolda Metro untuk usut tuntas,” papar Sigit.
“Kita tidak ingin ke depan masih terjadi aksi-aksi seperti itu. Kita ingin bagaimana sama-sama menjaga, agar iklim sepak bola kita bisa dijaga dengan baik,” sambungnya.
Sebelumnya, Polres Tangerang Selatan menetapkan tujuh suporter Persita Tangerang sebagai tersangka dalam kasus perusakan bus tim Persis Solo. Para tersangka telah merencanakan aksi penyerangan dengan melempar batu terhadap suporter Persis Solo.(OL-11)