MENTERI Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menegaskan bahwa aksi kekerasan, seperti yang terjadi pada rombongan bus Persis Solo dan perusakan kantor Arema FC, harus ditindak tegas.
Zainudin berharap aparat penegak hukum terus mencari otak di balik aksi tersebut dan melakukan penyelidikan. "Polisi sudah bertindak tegas dengan 107 orang ditangkap. Saya kira memang harus begitu," ujarnya di Jakarta, Senin (30/1)
"Enggak boleh menunjukkan kemarahan dengan anarkis seperti itu. Jadi kejadian di Tangerang juga langsung (ditindak)," imbuh Zainudin.
Baca juga: Manajemen Arema FC Pertimbangkan Langkah Bubarkan Tim Singo Edan
Pihaknya pun menyampaikan dukungan kepada aparat keamanan untuk menegakkan aturan. Serta, berharap kepolisian dapat menangani kasus tersebut sesuai aturan yang berlaku.
"Kita mendukung langkah kepolisian menegakkan aturan. Siapa pun yang membuat kerusuhan, ditanganinya dengan hukum yang ada," pungkasnya.
Situasi kompetisi Liga 1 belakangan kurang kondusif setelah Tragedi Kanjuruhan, dengan sejumlah insiden terjadi. Zainudin kembali menegaskan setiap pelaku kekerasan perlu diproses, sehingga tidak mengorbankan kompetisi sepak bola nasional.
Baca juga: Polisi Cek CCTV di Sekitar Lokasi Pelemparan Bus Persis Solo
"Yang mengganggu, kita suruh kejar. Jangan mengorbankan klub. Jangan karena ada orang mengganggu, kemudian kompetisi kita hentikan," sambung Zainudin.
Arema FC juga kerap mendapat penolakan bahkan dari kalangan Aremania, hingga mempertimbangkan untuk membubarkan tim. Terkait hal itu, Menpora mengatakan bukan menjadi kewenangannya.
"Itu di luar (wilayah) saya. Harapan saya, semua klub yang ada sekarang, yang existing ya silakan main," tutupnya.(OL-11)