DUKA tragedi Kanjuruhan belum reda. Kasus kematian ratusan suporter Arema Malang atau dikenal dengan Aremania juga belum tuntas. Para oknum yang terlibat dalam tragedi tersebut belum semuanya diadili. Tetapi, PSSI kembali melanjutkan Liga 1 pada 5 Desember 2022 lalu.
Keputusan dilanjutkan Liga 1 ini membuat Aremania turun ke jalan untuk melakukan protes pada, Kamis (8/12). Ratusan suporter protes tim kebanggaan mereka Arema FC yang ikut bermain di Liga 1, di tengah situasi yang sedang berduka.
Menurut Aremania yang turun ke jalan, mereka tidak membutuhkan poin untuk bisa menjadi juara, namun yang dibutuhkan adalah sebuah keadilan dalam pengusutan tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: Liga 1 Diizinkan demi Persiapan Piala AFF dan Piala Dunia U-20
Menurut mereka, penanganan tragedi Kanjuruhan masih jauh dari nilai-nilai keadilan, ini terlihat dari tidak adanya penambahan tersangka dan penambahan pasal.
Salah satu suporter Aremania, Ambon Fanda, mengatakan penilaian atas pengusutan tragedi Kanjuruhan dan keputusan Arema FC untuk bermain di Liga 1 sepenuhnya dikembalikan kepada publik, khususnya Aremania apakah hal tersebut bijaksana atau tidak.
Ambon Fansa sendiri mengaku kecewa dengan dilanjutkannya Liga 1, sementara aspirasi publik untuk revolusi PSSI tidak didengar. Selain itu, belum ada perbaikan dan langkah yang nyata dari PSSI secara signifikan pasca tragedi Kanjuruhan.
”Tidak ada revolusi di tubuh PSSI,” kata Ambon Fansa, dalam keterangannya kepada media, dikutip Sabtu (10/12).
Pria asal Malang ini pun menegaskan harusnya ada perubahan di tubuh PSSI, terutama perombakan total pada pengurus. Hal itu untuk memastikan agar penanganan kasus Kanjuruhan bisa tuntas dan memberikan rasa keadilan.
Senada dengan Ambon Fanda, seorang The Jakmania, pentdukung Persija, Dhani DJ meminta agar Liga 1 dihentikan dulu sebelum aparat penegak hukum mengadili orang-orang yang terlibat dalam kejadian nahas itu.
“PSSI ini kan bisa dibilang biang keladinya. Kita semua tau kelalaian itu juga bersumber dari PSSI, jadi baiknya Liga dihentikan dulu sampai pengusutan masalah ini selesai,” kata Dhani saat dihubungi, Sabtu (10/12).
Pendukung garis keras Macan Kemayoran ini mendukung penuh aksi yang dilakukan Aremania dalam menuntut keadilan kepada ratusan korban yang meninggal saat tragedi memilukan itu.
“Sebagai sesama suporter, saya pendukung garis keras Persija ikut memberikan dukungan moral kepada rekan-rekan di Aremania untuk mencari keadilan atas kematian ratusan orang,” ucapnya.
Bahkan, Dhani meminta pengurus PSSI saat ini dinonaktifkan dari jabatan mereka atas kelalaian mereka hingga terjadi kematian di Stadion Kanjuruhan.
Lanjut Dhani, gerakan revolusi PSSI yang disuarakan oleh rekan-rekan Aremania sangat tepat. Itu akan menjadi gerakan besar dari solidaritas suporter di Indonesia. Sebab, selain untuk perbaikan PSSI, juga untuk perbaikan sepak bola Indonesia ke depan, khususnya buat perbaikan Liga Indonesia.
“Revolusi PSSI adalah tawaran terbaik saat ini, karena pengurus PSSI sekarang tidak becus dan terlihat tidak peduli dengan duka yang dialami oleh saudara-saudara Aremania. PSSI harus diubah total,” tegasnya. (RO/OL-1)