Selama dua putaran pemilu yang digelar di Brasil akhir Oktober dan awal November lalu, para pendukung calon presiden petahana Jail Bolsonaro menggunakan atribut kuning-hijau, warna bendera dan juga kostum kebesaran tim nasional negeri itu, sebagai simbol identitas.
Namun, saat Piala Dunia di Qatar digelar dan tim Samba mulai bertanding, simbol identitas politik itu luruh. Warna itu kini jadi kebanggaan bersama seluruh negeri. Bahkan, Luiz Inacio Lula da Silva, presiden sayap kiri terpilih yang akan dilantik pada Januari nanti, terlihat mengenakan kostum tersebut. Melalui foto yang diunggah di akun twitter-nya, Kamis (24/11) Lula bersama istrinya terlihat mengenakan kostum timnas Brasil. "Selamat Brasil. Kami kini menyongsong gelar keenam,” tulisnya.
Brasil, juara dunia lima kali, kemarin mengawali laga di Piala Dunia tahun ini dengan meraih kemenangan 2-0 atas Serbia. Selama pertandingan jalan-jalan di kota Rio dan Sao Paulo, terlihat lengang. Warga antusias menyaksikan pertandingan, baik di rumah, kafe, atau tempat lainnya menggelar acara nonton bareng (nobar), salah satunya di Pantai Copacabana, Rio de Janeiro. Di tempat ini, lautan manusia terlihat mengenakan kostum kuning-hijau. Mereka serius menyaksikan Neymar dkk beraksi melalui sebuah layar raksasa.
"Saya sempat khawatir karena selama babak pertama kami tidak mampu mencetak gol. Tapi saya yakin Brasil akan mencapai final dan memenangkan turnamen ini,” kata Ferreira, 51, seorang pekerja konstruksi yang ikut acara nobar tersebut kepada AFP.
Brasil terakhir kali menjadi juara pada 2002 saat perhelatan itu digelar di Korea Selatan dan Jepang. Itu artinya, mereka telah 20 tahun paceklik gelar. "Tidak diragukan lagi, piala itu milik kita tahun ini," kata Vinicius Junior, penyerang Brasil yang merumput di Real Madrid. Pemain yang akrab disapa Vini itu, secara akurat memprediksi dua gol Richarlison sebelum pertandingan Brasil kontra Serbia.
"Kami hanya harus bersabar," kata Milton de Souza, seorang bartender di tepi pantai Copacabana. "Tidak ada yang pasti dalam sepak bola," imbuh pria berusia 58 tahun tersebut.
Perjalanan Brasil untuk memenangkan trofi Piala Dunia memang masih panjang. Namun, aksi Neymar dkk di Piala Dunia Qatar tahun ini, setidaknya telah meraih simpati jutaan orang di negeri itu. Mereka tidak lagi tabu atau takut mengenakan kostum Selecao (sebutan timnas Brasil), yang pada pemilu lalu jadi simbol politik identitas.
"Awalnya orang-orang menolak. Mereka benar-benar menunggu sampai menit terakhir untuk membeli (atribut kuning dan hijau), karena situasi politik," kata salah seorang pedagang, Giselle de Freitas, di Copacabana. (M-3)