03 November 2022, 12:21 WIB

Southgate Soroti Masalah Sosial di Qatar


Mesakh Ananta Dachi | Sepak Bola

AFP/Paul ELLIS
 AFP/Paul ELLIS
Pelatih timnas Inggris Gareth Southgate

MANAJER timnas Inggris Gareth Southgate percaya timnya memiliki tanggung jawab untuk membahas masalah sosial di Qatar, tuan rumah Piala Dunia 2022. Meski begitu, dia mengakui harus ada realisme atas apa yang bisa berubah karena mereka menjadi tuan rumah pesta sepak bola dunia itu.

Sebelumnya, Qatar dikritik keras karena catatan hak asasi manusia mereka, termasuk keadaan yang saat ini sedang dialami pekerja migran saat mereka membangun infrastruktur turnamen, dan juga sikap negara itu terhadap hak-hak LGBTQ.

Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) telah mendukung seruan dari kelompok hak asasi manusia untuk kompensasi bagi keluarga pekerja migran yang meninggal selama proyek konstruksi Piala Dunia.

Baca juga: Pangeran William Batal Hadir ke Qatar Karena Kontroversi HAM

Pertandingan pertama Inggris di Piala Dunia 2022 akan digelar pada 21 November melawan Iran, yang telah menghadapi seruan pengusiran dari Piala Dunia atas dugaan penggunaan pesawat nirawak oleh Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.

"Sayangnya, kita berada di masa di mana kita bisa bermain melawan sejumlah negara dan tetap mengangkat masalah hak asasi manusia," kata Southgate kepada CNN.

"Kami perlu waspada terhadap mereka dan berkomentar jika memungkinkan sehingga kami dapat membuat perbedaan, kami memiliki tanggung jawab itu. Tetapi saya telah pergi ke Qatar beberapa kali dan saya telah bertemu dengan banyak pekerja di luar sana dan mereka setuju pada satu hal, yaitu mereka ingin turnamen itu terlaksana, dan mereka menginginkan itu karena mereka mencintai sepak bola,” ujar pelatih Inggris tersebut.

"Mereka ingin sepak bola datang ke Qatar. Tapi kita juga harus realistis tentang seberapa banyak kita bisa ubah di negara yang tidak bisa kita kendalikan,” tegas Southgate.

Masalah di luar lapangan telah mendominasi persiapan menuju turnamen, yang dimulai pada 20 November.

Kendati demikian, Inggris adalah salah satu tim favorit yang dapat memenangkan gelar terakbar tersebut tahun ini, dan mengakhiri ‘puasa’ 56 tahun tanpa memenangkan turnamen besar setelah mencapai semifinal Piala Dunia empat tahun lalu dan final Euro 2020.

"Pada akhirnya sepak bola adalah segalanya. Itu sebabnya kami ada di sana. Itulah yang harus kami lakukan di sana," tambah Southgate.

‘Kami harus fokus pada kinerja dan semuanya dibangun dari sana. Pada akhirnya tidak ada gunanya kami pergi jika kami tidak berusaha untuk memenangkannya,” imbuh Southgate. (AFP/OL-1)

BERITA TERKAIT