20 October 2022, 05:30 WIB

Pelatih Arema Sebut Seluruh Pihak Harus Bertanggung Jawab Atas Tragedi Kanjuruhan


Mesakh Ananta Dachi | Sepak Bola

ANTARA/Ari Bowo Sucipto
 ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Pejalan kaki melintasi mural bertema tragedi Kanjuruhan di Jalan Simpang Gajayana, Malang, Jawa Timur.

PELATIH Arema FC Javier Roca mengungkapkan bahwa semua pihak yang berhubungan dengan sepak bola tanah air harus ikut bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan, yang memakan korban tidak kurang dari 133 orang.

Bahkan, Roca mengungkapkan bahwa dia rela dipecat bila dinyatakan tidak mampu oleh manajemen, menyusul kekalahan Arema dalam derby kontra Persebaya itu.

“Sebagai rasa tanggung jawab saya, kalau memang gara gara saya, atau dari manajemen yang nilai saya tidak mampu, saya tidak masalah dipecat, itu risiko dari seorang pelatih,” tegas Roca.

Baca juga: Mahfud: Reformasi Moral dan Kultural Kepolisian Tidak Berjalan Baik

Roca juga ikut mengapresiasi gerakan pemerintah membentuk TGIPF. Namun, menurutnya, pembentukan organisasi seperti itu tidak perlu menunggu kejadian atau tragedi terjadi dulu.

“Sebenarnya, nggak harus nunggu ada kejadian seperti ini. Karena kita tahu masih ada banyak kekurangan di sepak bola kita. Namun bukan secara di pemimpin pemain ada banyak kesalahan, namun di sistem itu kan masih banyak kekurangan. Masih kadang kita halalkan sesuatu yang tidak benar atau melihat sebuah masalah dengan sebelah mata dan tidak kita perbaiki,” ujar Roca dalam acara Metro Sport Podcast, Rabu (19/10).

Sejalan dengan TGIPF yang merekomendasikan bagi para jajaran PSSI untuk bertanggung jawab, Javier juga ikut menilai PSSI seharusnya bertanggung jawab dan tidak “lepas tangan” atas masalah ini.

“Sebenarnya, kalau bertanggung jawab kan, PSSI itu adalah pengelola kompetisi, pasti sebagai penanggung jawab. Tapi di sisi mana, kita tidak bisa menilai, karena saya bukan sarjana hukum,” imbuh Roca.

Roca menekankan apa yang terjadi di dalam Tragedi Kanjuruhan, bukan hanya tanggung jawab orang yang ada di stadion saat itu, namun seluruh orang yang berkaitan dengan sepak bola.

“Semua stakeholder dalam sepakbola  kan harus punya rasa tanggung jawab, ini lingkungan kita, masa iya yang tanggung jawab adalah dokter, yang tanggung jawab itu yah orang yang punya hubungan dengan sepak bola dan yang ada di Malang. Dari situ kita belajar, itu semua tanggung jawab kita semua, untuk ke depan,” pungkasnya. (OL-1)

BERITA TERKAIT