10 October 2022, 15:56 WIB

Polri Klaim Korban Meninggal Kanjuruhan bukan Karena Gas Air Mata


Khoerun Nadif Rahmat | Sepak Bola

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
 ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo (kanan)

POLRI klaim korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, bukan disebabkan gas air mata.

"CS (Chlorobenzalmalononitrile) atau gas air mata dalam tingkatan tertinggi pun tidak ada yang mematikan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo pada Senin (10/10).

Dedi menjelaskan temuan ini didasari dari keterangan para ahli maupun dokter yang menangani para korban luka maupun meninggal dalam tragedi Kanjuruhan di RS Saiful Anwar. Dari keterangan mereka, tidak ada satu pun korban meninggal disebabkan gas air mata.

"Dari penjelasan para ahli, dokter spesialis yang menangani para korban yang meninggal dunia baik korban-korban yang luka dari dokter spesialis penyakit dalam penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata tidak satu pun menyebutkan penyebab kematian adalah gas air mata," imbuh Dedi.

Korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan disebabkan kekurangan oksigen, bukan gas air mata. Terutama korban yang berjatuhan di pintu keluar Stadion Kanjuruhan.

"Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen. Karena terjadi desak-desakan, kemudian terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan, yang mengakibatkan kekurangan oksigen pada pintu 13, pintu 11, pintu 14 dan pintu 3," beber Dedi.

Bagi Dedi, yang mengutip keterangan para ahli, gas air mata tidak dapat mengakibatkan kematian. Gas air mata hanya mengakibatkan iritasi.

"Gas air mata ini hanya dampaknya terjadi iritasi pada mata, iritasi pada kulit, dan pernafasan," pungkas Dedi.(OL-5)

BERITA TERKAIT