29 October 2019, 08:20 WIB

Satgas Antimafia Bola Terus Periksa Enam Wasit


Surya Sriyanti | Sepak Bola

ANTARA/Adi Wibowo
 ANTARA/Adi Wibowo
Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan 

SATUAN Tugas Antimafia Bola dan Polda Kalimantan Tengah masih terus memeriksa sembilan perangkat pertandingan dalam laga Kalteng Putra versus Persela Lamongan yang bertanding di Sta­dion Tuah Pahoe, Palangka Ra­­ya, Minggu (27/10). Mereka diduga melakukan pengaturan skor pertandingan.

Pertandingan itu sendiri ­di­­­menangi Kalteng Putra dengan skor 2-0.

Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan me­­ngatakan pihaknya kemarin menangkap enam wasit dan tiga pengawas pertandingan saat ­berada di sebuah hotel di Palang­ka Raya.

Namun, dalam pemeriksaan awal, Polda Kalteng tidak menemukan adanya mafia bola dan sembilan orang itu hanya mendapatkan honor dari panitia sebagai wasit dan asisten wasit. “Saat ini kan honor itu diberikan melalui rekening,” ungkap Hendra.

Ditambahkannya, masalah ini dilatarbelakangi adanya laporan yang diterima Satgas Antimafia Bola terkait dengan belum dibayarnya gaji pemain Kalteng Putra oleh manajemen sehingga dinilai rawan terjadinya kecurangan oleh mafia bola.

Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, mengapresiasi pemeriksaan tersebut.

“Semoga aksi ini bisa diikuti daerah lain agar pengaturan skor yang menjadi salah satu ­penyakit di sepak bola Indonesia bisa ­hi­­lang,” ujarnya.

Menurut Akmal, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku regulator dan operator perlu melakukan langkah antisipatif. Ia berharap kompetisi yang sudah memasuki fase-fase akhir tak akan kembali kecolongan dengan adanya pengaturan skor.

Sementara itu, pengamat ­olah­raga, Tommy Apriantono, me­­ngatakan Satgas Antimafia Bola harus lebih hati-hati dalam bertugas.

“Saya sangat mendukung seka­li tindakan satgas. Akan tetapi, mereka harus lebih hati-hati agar jangan sampai salah karena kalau salah kan bisa dituntut balik,” tutur Tommy.

Tommy yang juga merupakan Ketua Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Barat mengaku selalu mewanti-wanti anggotanya agar jangan pernah menerima uang untuk pengaturan skor.

Dia juga berharap satgas terus beroperasi dan pengaturan skor terus diberantas karena sepak bola Indonesia tidak akan pernah bisa maju selama masih ada pengaturan skor. (SS/Fer/Ykb/X-11)

BERITA TERKAIT