Rumah Doa
setelah berdoa
dan kulihat sunyi
di dinding-dindingmu
yang setia menyimpan
rahasia firman dan debu
sejarah serta segala dukanya;
kutanggalkan semua tanya
di kepala, sebab iman akan
hadir-Mu hanguskan raguku
St. Petersburg, 2017
Gadis Lain di Sungai Neva
: untuk Liza dari Karelia
anak-anak Adam dan Eva
melihat godaan datang perlahan
menghapus jejak senja di jalan-jalan
di kafe-kafe sepanjang sungai Neva
gadis harum seribu wangi
merindu saat-saat bahagia
saban senja wajahnya bertabur
bayang-bayang musim gugur
di sudut mata terbentang lautan tanya;
mengapa senja yang damai
selalu diikuti malam sepi?
di sisi sungai tiada usai ia berserah
di matanya ada yang tak terkatakan,
firman dan iman ‘kan menopangnya
memberi arti pada tiap duka dan luka
sebab ia telah lama percaya;
kesetiaan ialah usaha merawat laku
dengan terus rindu pada kebahagiaan
ia tak kalah
dalam pasrah
ia pun tak luluh
dalam iman
penuh seluruh
sekali lagi ia pulang
ke rumah tak ramah
St. Petersburg, 2017
Gadis-gadis Saleh dari Ulan-Ude
di Ulan-Ude dan jalan-jalannya
dingin memelukku begitu erat
kumasuki gereja tua penuh ikon
di sana perempuan-perempuan saleh
sujud menyembah, tak pernah menoleh
dalam hening yang dalam
harum dupa dan doa-doa dari musim
yang belum berlalu, serta kehangatan
memberi arti pada tubuh dan imanku
yang dingin. di depan ikon-ikon kudus
kulihat hidupku cuma setetes embun
di jalan-jalan raya di samudera maya
di pintu rumah Tuhan,
kubiarkan diri hanyut dalam hening
kurenungi puisi bersama serumpun lilin
yang membiarkan diri dijilat api, meleleh
di hadapan perempuan-perempuan saleh
dari sudut Buryatia, negeri bertabur salju
Meninggalkan gereja itu
kujalani lorong-lorong dingin
di Ulan-Ude langit masih biru
di tahun yang sudah baru
doa perempuan-perempuan saleh
mengalir dari biara-biara
ke dunia yang luas, tanpa batas
Ulan-Ude, Januari 2018
Di depan ikon-ikon kudus, kulihat hidupku cuma setetes embun di samudera maya.
Jalan Sunyi
di Yaroslavl
dan jalan-jalannya
di tepi sungai Volga
gadis itu belum berlalu
bersama anjing mungil
yang setia di sisinya
di jalan-jalan sunyi
di lorong-lorong hening
di sisi biara-biara orthodoks
anjing mungil dari Yaroslavl
kian hangat di pelukan gadis itu
di bawah malam musim dingin
jalan-jalan sunyi
di sisi biara-biara
saat malam larut
gadis itu
belum berlalu
dari sisi gereja
jalan-jalan
sunyi
Yaroslavl, Maret 2018
Di Ambang Saratov
di Saratov,
pagi jatuh di atap-atap apartemen,
merayap masuk ke ruang dan lorong
ke bilik dan beranda
sebersit mentari pagi
melumat salib Tuhan
di bubungan katedral
dari bibir sungai Volga
tanya runtuh begitu saja:
“adakah iman di kota ini?”
di luar sana,
dingin mengalir
di wajah gadis-gadis belia
dingin memadamkan senyum
dan canda di ambang pagi yang ceria
saat lonceng gereja cuma sebuah tanda
Tambov, April 2015
Baca juga: Puisi-puisi Baltasar Lukem
Baca juga: Puisi-puisi Natalya Gorbanevskaya
Baca juga: Feminitas Abadi dalam Puisi Alexander Blok
Milto Seran, rohaniawan, lahir di Timor, Nusa Tenggara Timur, 1983. Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, Maumere. Menulis buku catatan perjalanan selama menjalankan tugasnya sebagai misionaris Katolik di Rusia dengan judul Musim-Musim Berlalu (Nusa Indah, Ende, 2018). Kini bertugas dan berkarya di Kota Kaliningrad, Rusia. (SK-1)