Staycation Sepasang Puisi
/1/
sepasang puisi check in
menuju kamar intuisi imajinasi
menyeret koper penuh ingatan
setumpuk duka manis tawa luka
tersusun padat ringkas di dalamnya
/2/
sepasang puisi rebah setubuh
memainkan bait-bait desah
pada malam gemuruh gairah
membisikkan banyak kisah
yang kerap tak tersentuh
/3/
aroma english breakfast tea
menuntun mata sepasang puisi
pada jendela-jendela kebebasan
dengan sepasang sayapnya
puisi bebas dari basa-basi
/4/
sepasang puisi check out
meninggalkan kunci pemaknaan
pada resepsionis perempuan
yang (tak) pernah staycation
tersenyum palsu, tertawa luka
Ungaran, Agustus 2023
Serupa Kata
: Cermin dan Perempuan
— malam
cermin itu menatapnya
perempuan telanjang
tak henti mengagungkan
keindahan liuk lekuk
tubuhnya
setiap bagian tubuh itu
adalah serupa kata
(yang) merayu-sesatkan
mengalirkan hasrat
lekat nikmat
— pagi
cermin itu menatapnya
perempuan bergamis panjang
tak henti menyembunyikan
keindahan liuk leluk
tubuhnya
setiap bagian tubuh itu
adalah serupa kata
(yang) menyejuk-legakan
melangitkan tobat
lekat niat
— pagi dan malam
perempuan itu berjalan
menyusuri lorong takdir
untuk itu (mungkin) Tuhan
menciptakan cermin
Ungaran, Agustus 2023
Aroma english breakfast tea menuntun mata sepasang puisi pada jendela-jendela kebebasan.
Party Bendera Partai
setiap ruas jalan
bertunas bendera
tak kenal meranggas
di musim panas
setiap mimbar
bendera kibar-kibar
tak peduli kabar
senayan terbakar
partai-partai
(sedang) party-party
hambur-hambur
hura-hura
tuan (pemilik) bendera
lobi-lobi — judi-judi
siapa tau — tiba-tiba jadi
oligarki abadi
Ungaran, Agustus 2023
Burung Gereja di Pintu Masjid
dengan kedua sayapku
aku (sering) hinggap
di pintu masjid
tempat orang-orang
bersarung, berpeci
dan bersuci
aku mengenal suara
(yang) serupa siulanku
menghipnosis mereka
berduyun-duyun gegas
berbaris lurus berjarak
dan bersiul bersama
siul-siul itu riuh gemuruh
mengepak sayap-sayapnya
bersiap menjejak langit
sebagian masih hinggap
bercengkerama denganku
sebagian lesat lesap
kemana siul-siul tadi?
kemudian
aku melihat orang-orang
pulang menuju rumah-rumah
sebagian berhenti bersiul
Ungaran, Agustus 2023
Sketsa Cari Muka
dalam kertas sketsa
pensil itu menarik garis
lengkung tak berarturan
bersusun — kernyit dahi
sepasang mata
tergambar teduh tenang
setenang air lautan
beriak — menghanyutkan
kedua bibir tersenyum
dalam goresan tebal
menyembunyikan ihwal
kepalsuan — mematikan
otak tak terlukiskan
pensil menggores kerumitan
lengkung lurus berantakan
keculasan — terpikirkan
sketsa cari muka
kepalsuan dan keculasan
bersusun menghanyutkan
beriak mematikan
Ungaran, Agustus 2023
Baca juga: Puisi-puisi Didik Wahyudi
Baca juga: Puisi-puisi Alexander Blok
Baca juga: Puisi-puisi Yudi Damanhuri
Chris Triwarseno, pemuisi, lahir Karanganyar, Jawa Tengah, 14 Februari 1981. Alumnus Teknik Geodesi, Universitas Gadjah Mada. Telah menelurkan dua buku antologi puisi tunggal, yaitu Bait-bait Pujangga Sepi (Penerbit Kinanthi Berkarya, 2022) dan Sebilah Lidah (Surya Pustaka Ilmu, Karanganyar, 2023). Puisi-puisinya tersiar di sejumlah surat kabar daerah dan media daring. Sebuah puisinya berjudul Mirabal Membungkam Rafael Trujillo: Patria, Minerva dan Maria Teresa terpilih sebagai satu dari lima puisi pendek terbaik pada peringatan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan yang diselenggarakan Institut Prancis di Indonesia. Sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta dan berdomisili di Ungaran, Semarang. Ilustrasi header: Syahnagra Ismaill, Painting Outloud (2023), akrilik pada kanvas, 139 x 188 cm. (SK-1)