20 August 2023, 10:00 WIB

Puisi-puisi Akhmad Sadad


Sajak Kofe | Sajak Kofe

Ilustrasi: Yunizar
 Ilustrasi: Yunizar
   

Ilustrasi: Yunizar

Dunia Malam

pada malam yang pelupa
dini hari tanpa nama
gelap masih mendekap dunia
ada banyak cerita di luar sana
serupa bianglala
utasan hidup bias merona

jalan panjang belum ada ujungnya
syair alam beretorika
menenggelamkan semua nestapa
tapi aku di sini merajut asa
menunggu kelam bercerita
dunia malam memang tak sama

Bandarlampung, 23 September 2013


Hening

hening dalam hamparan diam
satu kata lesap melupa makna
keping masa belum usai terjelajah
kuingin menyandarkan letih ini
dijenggala indah matamu

Bandarlampung, 3 September 2013


Di Jiwamu Berlabuh

ketika bias merengkuh
kutanggalkan semua keluh
di jiwamu resah berlabuh
kesucian yang tak sempat tersepuh

Bandarlampung, 12 September 2013


Aku di sini merajut asa dan menunggu kelam bercerita sebab dunia malam memang tak sama. 


Jangan Ditaruh di Depan Pintu

Sendu, syahdu, pilu, tak ada yang tahu. Biar kau ramu semua itu jadi satu.
Jangan engkau taruh di depan pintu. Tak perlu ditunggu. Itu tabu. Biarkan semuanya berlalu.

Sekitar Teluk Lampung, 23 Oktober 2012 


Rindu yang Kejam

gelisah merejam
rindu yang kejam
hasrat yang kusam
hati keruh menghitam
berandai selalu suram
sepi mencekam

Sinar Banten, 2011


Rindu Usang

rindu yang usang
di hati gersang
untuk apa lagi dikenang
bagiku berpantang
agar tak terkekang
dipikiran dibuang

Sinar Banten, 2011

 

Baca juga: Sajak-sajak Remy Sylado
Baca juga: Sajak-sajak Yanto Sudaryanto
Baca juga: Sajak-sajak Acep Zamzam Noor
 

 

 


Akhmad Sadad, penyair dan penulis, kelahiran Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Karya-karyanya dimuat di sejumlah media massa cetak dan digital. Buku kumpulan puisinya Pengembara Rimba Aksara (Iphedia Network, Bandar Lampung, 2021) dan buku kajian sejarahnya Land Use Planning: Jejak Kolonisasi Pertama di Indonesia (Penerbit 3M Media Karya, Serang, 2014). Saat ini bermukim dan bekerja mengelola sebuah media daring di Lampung. Ilustrasi header: Yunizar, Kepiting Kuning (2023), akrilik pada kanvas, 200 x 300 cm. (SK-1)

BERITA TERKAIT