19 August 2023, 11:00 WIB

Puisi-puisi Malik Zaman


Sajak Kofe | Sajak Kofe

Ilustrasi: Bechir Boussandel
 Ilustrasi: Bechir Boussandel
   

Ilustrasi: Bechir Boussandel

Denyut Sunyi

Adakah yang engkau cari 
dalam kebisingan dunia ini? 
Entahlah! Mungkin kesunyian, 
guna merengkuh jalan yang lurus. 
Kudengar derap langkah 
bumi tak kuasa menahan beban 
para wali pun menopangnya 
di balik denyut kesunyian. 

Saat ramai berganti sunyi 
kilatan doa menembus langit 
dari balik denyut yang berbunyi. 

2023 


Nafsu

“Nafsu itu makhluk Allah paling keras kepala!”
Begitulah kata kiai dalam khotbahnya. 
Pesan itu terngiang di benakku  
membuat pusing memikirkannya. 
Sampai-sampai terbenam dalam sanubari
nafsu akar dari segalah hal tercela, 
pendorong kebatilan. 
Korupsi, kolusi, nepotisme
di balik semuanya itu ada nafsu. 
Apakah nafsu seberkuasa itu? 
Tidak, kita berkuasa menghadirkan 
atau meniadakannya. 

2023 


Bukit

Kudengar nyanyian misteri di bukit 
berabad-abad tak ada yang menjamahnya 
hanya orang-orang bernyali dan berani 
yang mampu datang menapakinya. 
Bukit itu telah melewati zaman demi zaman  
sejak Sultan Agung menyerang Batavia 
hingga Siliwangi hijrah dari tanahnya.
Bukit penuh misteri 
ia tertidur dalam sunyi,
hanya pujian terdengar 
dari makam wali. 

2023 


Raga kakek bersemayam di liang, tetapi jiwanya melayang dan mendambakan kerinduan. 


Pandan dan Kakek

Di gundukan tanah 
wangi pandan menyeruak 
raga kakek bersemayam di liang, 
tetapi jiwanya melayang 
mendambakan kerinduan. 
Ia tersenyum, 
tak sedikitpun rasa takut 
terpatri di raut wajah. 
Kain kafan disiapkannya 
ia tahu betul kapan maut hampiri 
“Allah,” itulah kata terakhir 
kudengar dari bibirnya. 

2023 


Hujan dan Kenyamanan 

Hujan membersihkan debu 
guntur bernyanyi merdu, 
tarian angin meliuk-liuk. 

Burung-burung menembus hujan 
ada senyum penuh kenyamanan 
hati gundah dan takut membuncah 
luruh oleh sapuan hujan. 

2023 


Baca juga: Puisi-puisi Dien Wijayatiningrum
Baca juga: Puisi-puisi Mustain Romli
Baca juga: Puisi-puisi Agniya Barto

 

 

 

 


Malik Ibnu Zaman, mahasiswa, menulis puisi dan esai, lahir di Tegal, Jawa Tengah, 14 Desember 2001. Karya-karyanya tersiar di sejumlah media daring dan digital. Kini sedang menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ilustrasi header: Bechir Boussandel, Cireur de cristaux (2023). Cat minyak dan akrilik pada kanvas, 130 x 160 cm. (SK-1)

BERITA TERKAIT