Ilustrasi: Kartinki
Ya Tuan! Jangan Memohon Padaku
Ya tuan! Jangan memohon padaku untuk kembali bersamamu!
Jangan melawan! Tak perlu bersikap baik – bacalah catatan ini!
Sebab aku adalah setiap bulumu yang dipotong dengan gegabah
Sebab akulah segala jeritan yang tersangkut di tenggorokanmu!
Dekade berlalu dan kau mengubur impianku!
Pikiran tuk melarikan diri selalu berkerumun di hatiku!
Guru memutuskan semua! Kini aku melangkahinya!
Sehingga – siapa jadi siapa? Siapa rekan siapa?!
Setelah merebut kerajaanku, aku akan menaklukkan yang lain!
Tidak peduli seberapa berat dan keras ini perjuangan!
Pergilah! Ayo cepat! Selamatkan ayahmu yang tidak pernah terlihat
Aku akan mengurus mimpi-mimpi yang lebih baik!
Bakat untuk mencuri terlihat di gerik tubuhmu –
Kunci untuk membuka kunci yang didambakan!
Kau keturunan bangsawan tanpa leluhur...
Aku bisa menyebutmu idiot, tapi tak sanggup mengejek!
Pikiran dengki dan rasa iri itu menakutkan,
Darah dan daging surgawi biarlah mengucur deras...
Memegang kartu sejak kelahiran... tapi jadi momok
Faktanya kau membiarkan diri terjerat sendiri!
Di antara yang lain, aku memiliki potensi sebagai penjudi!
Dan garis-garis cahaya harus memberi ruang di langit!
Setidaknya dua kali sehari kualami; jam rusak dan cermin bengkok
Aku tidak sanggup memberitahumu untuk berbohong!
2023
Saudari Terkasih, Dengarlah!
Saudari terkasih, dengarkanlah orang yang butuh pertolongan
Kutahu betapa sulitnya untuk sekadar bertahan hidup!
Anak-anak alim memeluk burung dan kelinci
Hampir tidak pernah diberi makan: benar-benar kering!
Lagi pula, aku tidak merasa malu
Jika bisnisku tidak disebut penipuan!
Semangatku begitu mudah dinyalakan...
Tuan-tuan! Seni dan kejahatan itu sama!
Aku juga tidak sepenuh hati suka dengan keberadaanku
Saat orang banyak marah, mengamuk, dan mengejarku,
Kesenangan tidak mengenal batas dan aku merasa lebih baik sendirian
Saat target mengira kita adalah "teman"... tahukah kau bagaimana rasanya?
Lagi pula, aku tidak merasa malu
Jika bisnisku tidak disebut penipuan!
Semangatku begitu mudah dinyalakan...
Tuan-tuan! Seni dan kejahatan itu sama!
Kau hanya bahan tertawaan! Aku tidak tahu bagaimana menyebutnya:
Sempurna dan baik hati! Kau tidak layak ditertawakan!
Ketika tidak cukup uang di dompetmu
Aku mengerti otakmu juga tidak cukup!
Lagi pula, aku tidak merasa malu
Jika bisnisku tidak disebut penipuan!
Semangatku begitu mudah dinyalakan...
Tuan-tuan! Seni dan kejahatan itu sama!
2023
Aku bisa menyebutmu idiot, tapi tak sanggup mengejek! Pikiran dengki dan rasa iri itu menakutkan.
Kereta
Putra Helios terlalu muda. Lalu bagaimana?
Dia akan memerintah sampai penghujung hari;
Tidak ada gunanya mengubah keputusan,
Berkat putra tercurah di musim gugur...
Tapi Phaeton, mencengkeram kendali,
Tidak bisa menjinakkan api surgawi;
Istirahat bersama awan semenit
Kemudian bersua empat kuda gila.
Dan selanjutnya api tidak
Akan mematuhi apapun;
Membakar tanah dan hutan,
Kereta emas terus melaju.
Surga tidak akan menjawab tangisan;
Lagi pula, tidak ada perbatasan
Di jalan, baik untuk kuku
Maupun untuk roda.
2023
Embun Beku
Jiwa dan pikiranku tersiksa melihat kenyamanan,
Mahkota tujuan menghitam legam;
Cermin memantulkan cahaya dalam merkuri
Sedang patahan hujan luruh perlahan.
Kulihat bercak coklat dedaunan tua
Angin kencang mengoyak rerantingnya,
Satu per satu luruh di trotoar yang licin
Dan langit kelabu pun meringkuk.
Salju halus, mengering seperti remah roti,
Meleleh saat menyentuh tanah.
Langit menghitam pekat
Pepohonan ditumbuhi es.
Blizzard, mendatangi kami dengan busur,
Menaburkan bubuk salju dan debu.
Di pagi hari, kami dibutakan cahaya terang,
Tanah hitam akan menjadi putih.
2020
Baca juga: Puisi-puisi Maxim Gorky
Baca juga: Puisi-puisi Ted Rusiyanto
Baca juga: Sajak Kofe, Warung Puisi Pascakontemporer Indonesia
Konstantin Sokha, pemuisi asal Moskwa, Rusia. Menulis puisi dan prosa. Peraih Grand Prix Poetic Youth of Moscow (2019). Puisi-puisinya tersebar di sejumlah media berbahasa Rusia dan Jerman. Kini sedang belajar sastra di Maxim Gorky Institute of Literature and Creative Writing. Puisi-puisi di sini diterjemahkan dari Bahasa Rusia ke Bahasa Indonesia oleh penyair dan editor puisi Media Indonesia Iwan Jaconiah. (SK-1)