29 January 2023, 13:00 WIB

Sajak-sajak Prana Sulaksana


Sajak Kofe | Sajak Kofe

Ilustrasi: Pavel Starostin
 Ilustrasi: Pavel Starostin
   

Ilustrasi: Pavel Starostin

Perempuan di Bawah Ranjangku 

Ada perempuan dalam hidupku, 
senang memeluk penyesalan-penyesalan 
tak ada warna diinginkannya selain hitam 

Masih saja ia berpikir tentang masa lalu 
yang dapat mengulurkan tangan baginya 

Kesepian terbalut sebagai kenangan 
tubuhnya tak pernah benar-benar dijamah 
oleh harapan dan masa depan 

Cita-cita menjelma tulisan tangan yang dirangkai 
sebagaimana anak sekolah mengisi catatan harian 

Lama sudah perempuan itu menghapus masa depannya 
ia hanya mengingat bagaimana cara menikmati kehampaan 
bersama seorang asing yang disebut suami 

2023 


Tidak Apa-Apa 

Dalam kata; tidak apa-apa 
seorang ibu berpura-pura menenangkan perut 
agar senyuman anak-anaknya tetap terjaga 

Dalam kata; tidak apa-apa 
seekor induk rusa mengorbankan 
dirinya tuk diterkam buaya di New Albion 
supaya anaknya tetap hidup dan bersekolah 

Dalam kata; tidak apa-apa 
seorang lelaki membiarkan perempuan 
menyakiti hatinya untuk terakhir kali 
sebagai kado istimewa pernikahan 

Tidak apa-apa adalah kata 
tak pernah dipahami kedalamannya 
tidak apa-apa ialah makna 
tak pernah diketahui keasliannya 

2023 


Edelweis 

Ia memeluk erat kursi dengan nyawanya; 
sedang para penjilat di sekelilingnya tak mampu 
membedakan antara kemauan dan kemaluan 
seketika meninggalkannya dan secepat kilat 
mendatanginya saat berjaya 

Mahkota-mahkota lupa cara berkilau 
budak-budak memilih menjadi tuan, 
tak ada lagi status selain manusia 

Profesor marah-marah sebab 
seorang pemuda lupa menulis gelarnya; 
ia tidak kehilangan status, 
namun harga diri pupus 

Tinggal sekuntum bunga bangkai; 
mengira dirinya akan cantik selamanya, 
sebagaimana edelweis menganggap tubuhnya abadi 

2023 


Aku Ingin Terkenal sebagai Orang yang Tidak Terkenal 

Aku ingin hidup di dunia 
tanpa manusia-manusia kamera; 
berlibur tanpa jejak di media sosial manapun 
menyelamatkan nyawa orang-orang lalu pergi 

Aku ingin bakar semua sertifikat, 
menghapus semua gelar, dan 
menyembunyikan wajahku 

Ketika orang-orang berkemeja 
bersedekah sambil membawa kamera; 
percayalah mereka tak peduli nyawa manusia, 
yang dipikirkan; ayunan tangan di balik bilik suara, 
setelah itu mereka takkan pernah mengenalmu lagi 

Saat tiba-tiba kerudung dan peci dipakai, 
yakinlah mereka tak peduli kehendak Tuhan 
yang dicari hanyalah simpati biar kasus segera selesai 

2023 


Sekuntum bunga bangkai mengira dirinya cantik selamanya, sebagaimana edelweis menganggap tubuhnya abadi. 


Keluarga Ayah 

Saat kakek meninggal; 
keluargaku bukanlah keluarga 
mereka hanyalah orang-orang 
yang kebetulan pernah serahim 
sisanya enggan peduli apapun 

Lebaran 1443 H 
aku tidak menemukan siapa-siapa 
selain nenek tiri yang sedang sakit 
keras, berbaring sekarat di kamar 

Aku paham; tak ada lagi 
yang ingin anak-cucu kunjungi 
kehangatan di rumah itu 
takkan pernah kembali 

2023 


Wajah Kemiskinan 

Selain kanker, penyakit yang paling 
menggerogoti tubuh ialah apatis orang-orang 
sebagaimana kehidupan diabaikan begitu mudahnya 

Sebagian orang meneliti organ tubuh di laboratorium 
sedang lainnya memahami cara anatomi pria tua 
tulang terlalu menonjol untuk disebut sebagai manusia 
dan kulit tak bisa lagi diandalkan menopang tetulang 

Gedung-gedung mengelilinya 
tak mampu memenuhi perut yang kecil 
ketidakpedulian memperlihatkan wajah paling berbahaya 

Kau hanya peduli jika itu ayahmu atau saudaramu saja 
anak pejabat lebih sering membuang burger yang baru sekali gigitan 
sementara mereka dengan rolex di tangan; lebih senang memuntahkan makanan 
hanya karena pelayan lupa menaruh garpu 

Orang-orang sibuk menambah koleksi mobil 
mereka lupa cara memperlakukan kemiskinan 

2023 


Lebaran 

Saat bibi memamerkan pencapaian anak-anaknya 
kulihat paman menyimpan telinga ke saku celananya 

Bibi tak pernah kenyang menceritakan pencapaian-pencapaian 
sedang ayah ialah telinga yang tak pernah lapar untuk mendengarkannya 

Kami berangkat berbekal ketupat dan opor di kepala, 
tapi hidangan utama adalah obrolan orang-orang kaya 

Aku menarik tangan istri dan anakku 
perlahan menyisir dapur dan pintu keluar 
“Mereka telah menjadi orang lain,” bisikku. 

2023 


Hitam Putih 

Aku lihat bunga-bunga kehilangan warna 
dan lagu-lagu masih terdengar sumbang 
dikelilingi orang-orang tersenyum ranum 
menertawakan hal-hal yang tak lucu 

Awan mengarak pelan, memuak langit 
orang-orang seolah mengolok-olok kesedihanku; 
mengapa kematian melahirkan kehampaan 
dunia dengan segala isinya rela ditukar kembali 
pada akhirnya, melanjutkan hidup hanyalah formalitas 
jiwaku terlanjur terkubur bersama kepergianmu 

Waktu seakan berdansa dan berpesta 
perlahan menertawakan kepengecutan ini 
14 tahun aku tak berani menyatakan cinta 
saat kamu tiada, yang tersisa cuma kenangan 
mengendap perlahan di dasar ingatanku 

2023 

 

Baca juga: Sajak-sajak Resiyaman Oratmangun 
Baca juga: Sajak-sajak Englandiva Akyla 
Baca juga: Sajak-sajak Ira Prihapsari 

 

 

 

 


Prana Sulaksana, menekuni dunia tulis-menulis dan membaca, lahir di Bandung, Jawa Barat, 8 Januari 1995. Puisi-puisinya termuat dalam sejumlah antologi. Kini, tinggal dan berkarya sebagai seorang pendidik di Soreang, Kabupaten Bandung. (SK-1) 

BERITA TERKAIT