Ilustrasi: Nashar
Apakah Cinta
Cinta laksana air
jika tak kau sadari
akan terus mereguknya hingga luka
ia bagaikan gelas dan sendok
selalu berjumpa dalam suapan bibir kekasih
dengan cinta hijauhlah serambi istana
mengundang kagummu di sebalik jendela
sembari syahdu menyeruput secangkir teh
sudah melimpah kata dan simbol tentang cinta
terlahir dari rahim para pujangga dan mereka
di dalam hatinya nan dilipur cinta
bagiku cinta adalah desiliun doa
mendamba cinta Tuhan yang sempurna tiada batas
5 Januari 2023
Kenangan
Kuucapkan doa-doa yang diajarkan ayah
dahulu, ketika kaki masih lemah berlari
menjemput hari-hari yang abstrak
kanak-kanak menjadikan kita terbuai
tak peduli gentingnya masa yang akan datang
menyapa tanpa mengenali siapa kita
waktu bergulir begitu saja tanpa ampun
memakan usiamu, melalap mimpimu
di bawah mentari pun, engkau terlupa
bahwa hari ini, di jam dinding yang sama di rumahmu
angka-angka dan jarum jam itu selalu menggetarkan nadi
sekiranya, pagi ini hujan berdera-derai
lalu, engkau lari menghambur ke halaman
dipenuhi sukacita, melompat riang di hamparan rerumputan
pada kecipak genangan air hujan: Januari!
tetapi, hembus bayu senja ini, kau tersadar
bahwasanya aku harus terus melangkah;
sampai tak bisa mengalahkan diriku sendiri
bersama doa-doa yang diajarkan ayah
juga senandung cinta dari ibu
aku merajut asa bahwa hari ini
tidak pernah akan sama dengan kemarin;
ketika kanak-kanak kita bermandi hujan
bermain petak umpet hingga digigit semut
ini hari adalah sejarah dari tahun kanak-kanak kita
1 Januri 2023
Tuhan Selalu Ada
Untukmu,
melati yang berjuang menanti cahaya
Tuhan tidak pernah memejam mata
meninggalkanmu dalam kekalutan
engkau hanya perlu taat dengan jujur
sebab kelak saat catatan amalmu
berbicara dari hatimu yang putih
tentang sebuah lukisan tak berwarna
tentang lazuardi yang merindu
mengharu biru dengan doa-doa makbul
Madiun, 31 Desember 2022
Drama Senja
Sebuah drama telah tertuang apik
pada jiwa-jiwa yang letih
mereguk manis dan pahit kehidupan
sutradara telah menunjukkan bahwa kisah ini
hanyalah sebuah awal perjalanan
kepelikan dalam drama ini
bukanlah datang dari struktur kosa-kata
tetapi, ketika jiwa-jiwa bertabur pekat
maka, lembaran pagi hanyalah kejenuhan
mengusik dawai kecapi di setiap prolog
panggung drama itu telah digelar
pada sebuah pelataran yang megah
tetapi, sayang beribu sayang
drama indah dan hebat itu
harus berhenti di penghujung senja
pada lorong jiwa-jiwa yang keluh
peluh melukis malam purnama
2022
Engkau bangunkan kami dengan butir-butir hujan, yang membekas di antara kaca jendela, dan berkarat lantaran debu kemarau.
Di dalam Catatan Cahaya
Aku ingin menemukan diriku
di antara hangat cinta surya dan rembulan
kalau hanya bertanya;
ke mana perginya para penyair
aku pasti temukan
mereka bernyanyi tulus dalam catatanku
kita manusia tak mesti membuat salah
sebab cahaya matahari cukup merona
bintang-bintang menjadi inspirasi
lagu kenangan bagi anak-anak cucu kita
demikianlah,
kepada alam aku berseru
temukan diriku di peluk bulan
dingin sepanjang usia
tetapi mentari menyelimutiku
hingga sadarlah aku
manusia harus cerdas berbudi
Gunung Kidul, 29 Desember 2022
Senandung Kemarau
Dedaunan telah basah
oleh deras hujan pagi ini
sebelumnya angin selatan bertiup kencang
sampai aku takut menatap ke langit
layang-layang para remaja melambai
terbang meliuk mencari harapan hidup
musim kemarau di desa selalu menyisa cerita
akan kekhawatiran dan kecemasan
galau yang menderas melebihi hujan
bila saja sumur kering tak berair
bagaimana bisa membasah bibir yang pasi
sungai tak menyisakan mata air
hanya air mata yang membanjir dari perumahan
mungkinkah karena dosa-dosa
bumi menjadi pelit
sayur-mayur tak bernutrisi
ikan-ikan lenyap dari kolamnya
telah berlalu hari demi hari
dalam penantian akan deras hujan
Ya Allah, pemilik kebun-kebun dunia
penguasa sungai dan lautan
pencipta segala makhluk
pagi ini Engkau bangunkan kami
dengan butir-butir hujan yang membekas
di antara kaca jendela yang berkarat
lantaran debu kemarau
DIY, 26 Desember 2022
Prosa Sepotong Senja
Sudah adakah yang dapat kau temukan dari sepotong senja tahun ini
dari dulu hingga sekarang setiap saat keningmu selalu melamur untuknya
dan tiba-tiba saja hatiku jadi pelangi
sepotong senja yang berwarna jingga
aku tahu, sebenarnya ia indah menawan
seperti jarum jam yang bunyinya berdetak-detak
seperti hatiku ketika merindu melihat rupanya di balik sepotong senja
ah…, sepotong senja.
Aku tahu! Dia juga seperti hatiku yang merindui bertemu
di bawah potong serpihmu
yang dari dulu hingga sekarang
setiap saat menunggu kata cintamu
di bawah duli pantai senja
inikah prosa senja untukmu
yang hanya bisa kutulis; hatiku sedang gundah
ketika rumput tiba-tiba mati
ketika telingaku
tak lagi menangkap nurani bulan
ah, suaraku memenggal waktumu
dan jangan sampai kau tenggelam
di pantai senja yang sebentar lagi meraihmu
dari dulu hingga sekarang setiap saat
kutabung perasaanku
ruah di balik putus asanya kertasku
dia tak mau
kadang-kadang saja mendengarkanku
aku tak kecewa
sebab dari dulu hingga sekarang
setiap saat aku selalu melukis sepotong senja di dalam hati
bukan senja yang jelek yang wajahnya sangar menakutkanku
dan mengeluarkan air mataku
tapi, senja yang kulukis
adalah senja yang tampan
yang kusuka darinya karena cahayanya
berpendar dekati aku
kucinta karena budinya yang menawan
kusenang karena mengenalnya
ah, prosa sepotong senjaku
aku tak ingin mengakhirimu
sebab dari dulu hingga sekarang
setiap kupunya banyak prosa cinta
kususun dan kuhias dengan tinta emasnya
Manado, 17 Agustus 2021
Belajar Tersenyum
Bibirku menggigit senyuman
sembari mata mengair di pekat malam
dalam desah pengakuan atas segala dosa
aku sudah bisa tersenyum
kutuliskan narasi tentang cinta
tentu saja, aku tersenyum lagi
karena jiwa telah dilimpahi cinta suci
sekian lama kerontang, haus ditelan waktu
ketika detak waktu berbicara ke dalam jiwaku
bahwa dahulu; pertama kali hadir di dunia ini
aku menangis... huwa… huwa
merapal nama-Mu dalam ketiadaanku
Minahasa Utara, medio Juni 2021
Baca juga: Sajak-sajak Stevie Alexandra
Baca juga: Sajak-sajak Fanny Poyk
Baca juga: Sajak-sajak Saras Dewi
Hasrianti Silondae, penulis, lahir di Ranoeya, Konawe, Sulawesi Tenggara, 1 Oktober 1982. Bukunya Hidup Itu Mudah dan Senikmat Makan Roti. Pada 2002 diundang mengikuti Pesta Millad Forum Lingkar Pena yang ke-5 di Jakarta. Karya-karya, baik puisi maupun prosa telah dipublis di sejumlah media massa dan buku antologi. Kini, sedang menjalani pendidikan di Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Nashar, pelukis Indonesia (3 Oktober 1928 – 13 April 1994), Renungan Malam (1978), cat minyak pada kanvas, 137 x 137 cm, koleksi Galeri Nasional Indonesia. (SK-1)