CUACA buruk menyebabkan angin kencang dan gelombang tinggi sejak sebulan terakhir di perairan Laut Samudera Hindia di Aceh.
Beberapa lokasi yang terdampak akibat kondisi cuaca tidak bersahabat itu meliputi perairan Kabupaten Aceh Singkil, Simeulue, Aceh Selatan, Nagan Raya, Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Jaya. Kemudian juga di sebagian perairan laut Kota Sabang dan perairan Kabupaten Aceh Besar.
Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Wilayah Aceh, Teungku Azwar Anas, kepada Media Indonesia, Rabu (7/6) mengatakan ketinggian gelombang mencapai 2-3 meter. Akibatnya ribuan nelayan yang menggunakan perahu kecil enggan melaut.
Baca juga: Aruna Dorong Peningkatan Kesejahteraan Nelayan
Sebagian nelayan pemilik perahu kayu bermesin 0-5 groston (GT) lebih memilih libur. Mereka merasa berbahaya untuk melaut karena sering terjadi gelombang secara tiba-tiba dan juga rawan hempasan angin kencang.
Apalagi nelayan pemakai jaring tradisional yang beraktivitas menangkap ikan pada lokasi 0-1 mil dari tepi pantai. Pasalnya saat terombang- ambing dihempas badai kapal rawan terbalik.
"Hanya kapal kayu berbadan lebar dan kapal desainer khusus untuk pemancing tuna yang berani mengarungi gelombang tinggi itu. Itupun sangat sulit berlayar di atas ombak" tutur Azwar Anas.
Ketua Dewan, pembina KNTI Aceh, Muhammad Adli Abdullah mengimbau kepada nelayan Aceh supaya selalu waspada gelombang tinggi. Karena fenomena gelombang laut Samudera Hindia yang saban tahun terjadi pada April-November itu sering berakibat buruk.
Baca juga: BBKSDA Pindahkan Empat Orangutan Sumatra dari Sibolangit ke Aceh
"Setiap musim angin barat mulai April hingga November itu sering terjadi kecelakan atau terhempas angin ke perairan negara lain," tutur Muhammad Adli.
Pihaknya berharap pemerintah memperhatikan kondisi nelayan kecil saat musim cuaca buruk. Mereka yang tidak bisa beraktivitas mencari ikan diharapkan mendapat bantuan sosial atau bantuan pangan.
"Kondisi seperti ini mereka harus berutang pada warung-warung langganan atau meminjam uang pada sanak keluarga terdekat. Itu untuk menutupi kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak," tambah Adli.(Z-6)