TINGKAT inflasi tahunan Brasil turun selama 11 bulan berturut-turut pada Mei. Inflasi turun di bawah 4% untuk pertama kali sejak 2020.
Tingkat inflasi turun menjadi 3,94% atau turun dari 4,18% pada April, kata lembaga statistik nasional IBGE, Rabu (7/6), memperkuat dorongan berkelanjutan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva agar bank sentral melakukan pemotongan suku bunga yang memacu pertumbuhan. Tingkat inflasi tahunan turun dalam kisaran target bank sentral saat ini sebesar 1,75% hingga 4,75% untuk bulan ketiga berturut-turut mencapai level terendah sejak Oktober 2020 ketika mencapai 3,92%.
Tingkat inflasi bulanan untuk Mei ialah 0,23% atau turun dari 0,61% pada April. Itu lebih rendah dari perkiraan rata-rata 0,37% dari analis yang disurvei oleh bank sentral.
Baca juga: Pengangguran Brasil Sentuh Level Terendah Delapan Tahun pada April
Inflasi makanan melambat dari 0,71% di April menjadi 0,16% pada Mei. Harga bahan bakar yang lebih rendah mendorong penurunan harga di sektor transportasi sehingga inflasi bulanan mencapai -0,57% untuk Mei.
Lula, yang mulai menjabat pada Januari, menyebut suku bunga acuan Brasil tidak masuk akal pada 13,75%. Katanya, hal itu menghambat pertumbuhan ekonomi terbesar Amerika Latin itu.
Baca juga: Inflasi Tinggi, Bank Sentral Kanada Naikkan Suku Bunga Acuan
Veteran sayap kiri itu memperbarui kritiknya pada Selasa. "Tidak ada penjelasan alasan kita harus memiliki suku bunga tertinggi di dunia," ujarnya.
Namun bank sentral belum menunjukkan tanda-tanda melonggarkan kebijakan moneter. Ini karena tekanan harga yang berkepanjangan dan ekspektasi inflasi yang akan naik lagi akhir tahun ini.
Itu menutup pertemuan terakhirnya pada 3 Mei dengan mempertahankan suku bunga kunci stabil untuk keenam kali berturut-turut dan menyerukan kesabaran. Perekonomian Brasil membukukan pertumbuhan lebih kuat dari perkiraan sebesar 1,9% pada kuartal pertama tahun ini. (AFP/Z-2)