KETUA DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyatakan saat ini merupakan momentum untuk melakukan perubahan arah perjalanan bangsa dengan melakukan koreksi sistem tata negara dan ekonomi. Berbagai penyimpangan dan paradoksal juga harus terus dicermati.
"Generasi muda bukan lagi penerus bangsa, tetapi pelurus bangsa. Kalau penerus berarti kalian hanya meneruskan pembelokan-pembelokan yang terjadi," ujar dia ketika menerima audiensi Pengurus Pusat Perkumpulan Intelektual Pemuda (PIP) Indonesia di Jakarta, Rabu (7/6/2023).
Hadir Ketua PIP Fitra Ananda, Bendahara Umum, Firmansyah dan beberapa Kepala bidang yaitu Surya Aji, Eli Fatmawati dan Zahra. Ketua DPD RI didampingi Senator asal Banten Habib Ali Alwi.
LaNyalla menegaskan, DPD RI sekarang ini bertekad mengembalikan Pancasila sebagai norma hukum tertinggi yang terjabarkan melalui pasal-pasal di dalam konstitusi. Para intelektual muda pun diminta untuk ikut mendorong lahirnya konsensus nasional.
Menurut dia, kelemahan naskah asli konstitusi perlu diperbaiki melalui konsensus nasional untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. "Sempurnakan naskah asli UUD 1945 dengan teknik adendum, tanpa mengubah konstruksi sistem bernegara yang telah dirumuskan para pendiri bangsa."
Ketua PIP Indonesia Fitra Ananda berharap silaturahmi dengan Ketua DPD RI bisa merajut hubungan baik dan menghasilkan sinergi. Para anggota PIP, sambung Fitra, mayoritas adalah mahasiswa masih membutuhkan arahan dan bimbingan agar bisa berkontribusi untuk bangsa.
"PIP fokus dalam kajian-kajian isu strategis. Menurut kami lebih baik menyuarakan kepentingan rakyat dengan dialog dan adu data. Itu lebih elegan daripada turun ke jalan," kata Fitra.
Di lain pihak, Senator asal Banten Habib Ali Alwi mengatakan anak muda harus mampu menunjukkan idealisme dan bisa bersikap. Jangan hanya bermain dalam tataran intelektual. "Lahirkan idealisme dan idealisme itu dituangkan ke dalam gerakan," paparnya. (RO/A-3)