07 June 2023, 08:35 WIB

Indonesia Butuh Lebih Banyak Tenaga Ahli Rancang Bangun Jembatan


Ardi Teristi Hardi | Nusantara

Antara
 Antara
Ilustrasi - Indonesia butuh perancang jembatan yang lebih banyak lagi.

DOSEN Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Jakarta sekaligus Ketua Dewan Juri Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) 2023, Fauzri Fahimuddin menyebut, Indonesia membutuhkan banyak tenaga ahli rancang bangun jembatan. Pasalnya dari 99 ribu jembatan yang ada di Indonesia, banyak yang tidak lolos inspeksi karena tidak sesuai standar.

"Setiap tahun ada saja yang ambruk karena fatique (kelelahan)," kata dia di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (6/6). 

Fauzri mencontohkan, sebuah jembatan yang memiliki kekuatan bisa dilalui beban 100 megabpascal, tetapi dengan 50 megabpascal ambruk. Ambruknya jembatan itu karena kelelahan akibat beban dinamis yang harus diterima secara terus menerus.

Baca lagi: Dinas Kebudayaan DIY Cek Kondisi Museum Dewantara Kirti Griya Usai Tawuran PSHT dengan Brajamusti

Faktor lain yang bisa memengaruhi ambruknya jembatan adalah bencana alam ataupun kegagalan konstruksi. Kegagalan konstruksi itu mulai perencanaan, perancangan, pembangunan, hingga perawatan. Oleh sebab itu, sebelum digunakan untuk umum, setiap jembatan harus lolos dari uji kelayakan.

"Masalah yang terbesar dari pembangunan jembatan adalah keberadaan SDM yang berkualitas," kata dia.

Baca juga: Diduga Gelapkan Uang Korban Rp400 Miliar, Pengembang di Yogyakarta Dilaporkan ke Bareskrim

Oleh sebab itu, talenta-talenta muda yang ahli dalam rancang bangun jembatan perlu dilatih sejak mahasiswa. Salah satu melalui Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) 2023. Kegiatan ini sangat penting untuk bisa melahirkan talenta-talenta kompeten di teknik jembatan.

"KJI dirancang agar para peserta menyiapkan diri secara komprehensif dan kompetitif, mulai dari merencanakan, mendisain, bisa dilaksanakan atau tidak, hingga perawatannya," kata dia. Akademik atmosfer dalam merancang bangun jembatan akan terjadi karena dalam kegiatan ini akan muncul gagasan dari mahasiswa dan didialog dengan dosen.

Dengan demikian, jembatan yang dibangun bisa kuat, bisa melayani pengguna jalan dengan bagus, pengerjaannya dan perawatannya bisa dilaksanakan dengan mudah dan murah, dan durabilitasnya bisa lama.

Ia mengatakan, faktor lain yang penting dari desain jembatan adalah menyangkut keindahan. Pasalnya, jembatan juga bisa menjadi petanda (landmark) sebuah tempat. Selain itu desain jembatan akan menarik investasi dan jika gagal akan memberikan dampak yang luar biasa besar. 

"Jembatan kalau rusak, sosial ekonomi kita terganggu," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Ketua Panitia KJI 2023, Rifki Febriansah meluncurkan logo yang dibuat panitia menggambarian kompetisi ini secara umum.

"Logo yang dirancang bukanlah logo yang rumit untuk dipahami. Secara umum, terdapat san Kompetisi Jembatan Indonesia dan gambar jembatan yang merepresentasikan bahwa merupakan kompetisi terkait dengan perancangan jembatan. Dimana kompetisi ini juga diharapkan dapat menjadi sarana agar Indonesia dapat terus berkembang maju melalui penelitian terkait jembatan," jelas Rifki. 

Dalam mempersiapkan acara rutin tahunan dari Kemendikbudristek imi, UMY selaku tuan rumah bertanggung jawab dalam penyediaan sarana dan prasarana dalam menunjang kesuksesan KJl di tahun ini. Rifki juga menyampaikan kepanitiaan ini merupakan kepanitian gabungan antara UMY dengan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPT}).

"Sejauh mi, UMY akan berfokus untuk persiapan dan penyelenggaraan KJI. Mulai dari persiapan lokasi, pemberian konsumsi hingga penyediaan fasilitas akan ditanggung oleh UMY. Sementara, rekan-rekan dari BPTI memiliki fungsi untuk mempersiapkan panduan lomba, teknis penjurian hingga penilaian akhir," ujar Rifki. (Z-3)


 

BERITA TERKAIT