01 June 2023, 06:47 WIB

Terbukti Korupsi, Mantan Presiden Brasil Divonis Penjara 8 Tahun 10 Bulan


Thalatie K Yani | Internasional

AFP
 AFP
Mantan Presiden Brasil Fernando Collor de Mello divonis 8 tahun 10 bulan penjara.

MAHKAMAH Agung Brasil menjatuhkan hukuman delapan tahun, 10 bulan penjara kepada mantan presiden Fernando Collor de Mello atas kasus korupsi, Rabu (31/5). Keputusan itu bagian dari konsekuensi dari penyelidikan korupsi yang luas di Brasil yang dikenal sebagai Operasi Lava Jato.

Collor dinyatakan menerima suap sebesar 20 juta reais (US$4 juta) saat menjabat sebagai senator periode 2010-2014. Suap tersebut diberikan sebagai imbalan atas pengaturan kontrak untuk perusahaan konstruksi dengan anak perusahaan perusahaan minyak milik negara, Petrobras.

Pria berusia 73 tahun itu memimpin Brasil pada 1990-1992. Namun, ia telah menjadi sosok yang tercoreng dalam politik Brasil. Ia adalah presiden terpilih pertama secara demokratis setelah kediktatoran militer Brasil pada periode 1964-1985. Ia mengundurkan diri dari jabatannya untuk menghindari pemakzulan yang juga terkait dengan tuduhan korupsi.

Baca juga: Pengangguran Brasil Sentuh Level Terendah Delapan Tahun pada April

Awal bulan ini, mahkamah agung memvonis Collor bersalah atas kasus korupsi dan pencucian uang dalam kasus Petrobras dengan keputusan delapan banding dua.

Hakim utama dalam kasus ini, Edson Fachin, merekomendasikan hukuman 33 tahun penjara.

Baca juga: Ada WNI Pekerja Online Scams Pura-pura Jadi Korban TPPO demi Pulang Gratis

Fachin menyatakan fakta-fakta dalam persidangan ini "sangat serius" dan "menggambarkan penyalahgunaan fungsi publik untuk keuntungan pribadi dan kekayaan". 

"Collor menggunakan pengaruh politik-partainya untuk mempromosikan penunjukan anggota dewan direktur" anak perusahaan Petrobras yaitu Distribuidora "dan menciptakan kemudahan dalam pengaturan kontrak," ujar Fachin dalam laman resmi mahkamah agung.

Pencucian uang dilakukan melalui lebih dari 40 deposito di rekening atas nama Collor dan 65 rekening perusahaan yang dimilikinya.

Meskipun demikian, pihak pembelaan Collor membantah tuduhan-tuduhan tersebut.

Jatuh

Popularitas politik Collor mencapai puncaknya saat ia memenangkan pemilihan presiden pada 1989. Saat itu Collor yang berusia 40 tahun, melawan Presiden Brasil saat ini, Luiz Inacio Lula da Silva.

Dengan citra yang berbeda dan penuh semangat, Collor terpilih sebagai sosok reformis sosial dan politik yang berjanji akan memberantas ketidakhadiran pejabat publik yang bergaji tinggi.

Sebagai mantan juara nasional karate, ia memanfaatkan citra sebagai atlet yang sukses.

Namun, dalam waktu dua tahun berkuasa, ribuan orang turun ke jalan untuk menuntut kepergiannya, dan Kongres membuka proses pemakzulan setelah muncul tuduhan korupsi.

Operasi Lava Jato mengakibatkan vonis korupsi terhadap Lula, yang mencegahnya maju dalam pemilihan presiden tahun 2018 dan mengirimnya ke penjara selama satu setengah tahun.

Namun, vonis terhadap Lula kemudian dibatalkan, membuka jalan bagi pemimpin kiri tersebut untuk mencalonkan diri dan memenangkan kontes presiden pada tahun lalu.

Tim investigasi yang bertanggung jawab atas penyelidikan yang melibatkan suap antara Petrobras dan elit politik Brasil tersebut dimulai tahun 2014 dan secara resmi dibubarkan pada 2021. (AFP/Z-3)

BERITA TERKAIT