09 May 2023, 00:50 WIB

155 WNI jadi Korban TPPO di Filipina, Libatkan Oknum Polisi


Khoerun Nadif Rahmat | Megapolitan

Dok MI
 Dok MI
Ilustrasi

SEBANYAK 155 warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Filipina, menyusul terungkapnya kasus penipuan atau scamming terbesar di negara itu.

Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Polri Irjen Krishna Murti menjelaskan bahwa pengungkapan tersebut dilakukan atas hasil kerja sama pihaknya dengan pihak Kepolisian Filipina.

"Atpol (Atase Polri) Manila mendampingi PNP (Kepolisian Nasional Filipina) telah melaksanakan rescue terhadap 1.000 lebih warga negara asing di Filipina, termasuk 155 WNI korban traffiking in person," kata Krishna dalam keterangan tertulis, Senin (8/5).

Baca juga : Seribu Korban TPPO Telah Diselamatkan

Lebih lanjut, Krishna mengatakan bahwa proses evakuasi para korban tersebut dilaksanakan pada Kamis (5/5/2023) pukul 15.00 waktu setempat di Clark Sun Valley Hub Corporation, Jose Abad Santos Avenue, Clark Freeport, Mabalacat, Pampanga.

Proses tersebut, lanjut Khrisna, juga melibatkan sebanyak 200 personel Kepolisian Nasional Filipina. "Atase Polri KBP Retno bekerja sama dengan Kepolisian Philipina membongkar jaringan scamming internasional di sana," sebutnya.

Baca juga : Jokowi Minta Kemenlu Evakuasi 20 WNI yang Disekap di Myanmar

Krishna juga mengatakan bahwa Kepolisian Filipina juga menemukan sebanyak 1.000 pelaku dan pekerja yang melakukan kejahatan scamming.

"Pelaku dari warga negara Tiongkok, Fhilipina dan beberapa negara lain termasuk Indonesia. Ini kasus terbesar diungkap di Philipina," ucapnya.

Dia menambahkan, Polri saat ini tengah berkoordinasi terkait proses pengungkapan dengan kepolisian Filipina.

Saat ini, Krishna mengatakan bahwa pihaknya masih terus melakukan koordinasi terkait kasus tersebut. Ia menambahkan, koordinasi juga dijalin dengan para pelaku scamming asal Indonesia yang merupkan korban trafficking.

"Kami juga sedang mengkomunikasikan dengan Bareskrim Direktorat Pidana Umum untuk mengirimkan tim penyidik ke Manila dalam waktu dekat," pungkasnya. (Z-4).

 

BERITA TERKAIT