Sayuran bernilai ribuan ringgit telah terendam air sejak Selasa (28/2), membuat penduduk desa di Kampung Kuala Paya, Johor, merugi. Salah satu pemilik lahan, Nor Azizi Zaini mengatakan banjir telah menggenangi area pertaniannya seluas dua hektare yang ditanami kacang panjang, ketimun, dan pare.
“Biasanya air banjir hanya setinggi mata kaki. Sejauh ini, ini adalah pengalaman terburuk yang kami alami karena airnya setinggi dada. Anda bahkan tidak bisa melihat rak penyangga untuk sayuran karena banjir telah menghanyutkan semuanya,” katanya.
Petani berusia 26 tahun itu menambahkan bahwa kerugian diperkirakan RM20ribu atau sekitar Rp68juta. Nor Azizi mengatakan dia telah bekerja di ladang keluarganya selama lima tahun terakhir dan berencana menggunakan uang hasil panennya untuk membeli kebutuhan untuk perayaan Hari Raya Idul Fitri.
“Yang paling menyakitkan adalah saya berencana memanen mentimun saya minggu lalu, tetapi memutuskan untuk menunggu sedikit lebih lama untuk memastikan mereka benar-benar matang,” tambahnya.
Joha Bakar telah mengolah tanah keluarganya selama 14 tahun terakhir yang menjadi sumber pendapatan utamanya. Pria berusia 45 tahun itu menggunakan lahan lebih dari 1,2 hektar di belakang rumahnya untuk menghasilkan pendapatan.
Ia mengatakan, lahan tersebut terletak di sebelah anak sungai Sungai Muar dan sangat cocok untuk ditanami kacang panjang dan ketimun. Joha juga mengatakan, banjir biasanya hanya setinggi mata kaki atau lutut.
Dia menambahkan bahwa tanamannya ditanam di atas hamparan kayu yang ditinggikan dan biasanya tidak terpengaruh saat banjir, tetapi kali ini penyangga kayu pun hilang. Lebih buruk lagi, sayurannya siap dipanen dan dia memperkirakan kerugiannya sekitar RM30ribu atau sekitar Rp.103juta.
Dia sekarang berencana untuk menggunakan tabungannya untuk memperbaiki beberapa kerusakan yang disebabkan oleh banjir. Mohamad Shafiee Sham Zulkafli, 31, mengatakan dia menghabiskan lebih dari RM11ribu atau sekitar Rp.37juta untuk menanam ketimun di tanah ibu mertuanya setahun yang lalu, tetapi sejauh ini hanya menghasilkan keuntungan RM10ribu atau sekitar Rp.35juta.
“Selama setahun terakhir, saya hanya berhasil memanen mentimun sebanyak tiga kali dan karena lahannya berada persis di pinggir sungai, kelebihan air justru akan merusak tanaman, apalagi saat musim hujan,” ujarnya.
Ketua Komite Pertanian Johor Datuk Zahari Sarip mengatakan bahwa pemerintah Federal telah mengalokasikan RM80 juta atau Rp.273miliar kepada Kementerian Pertanian dan Industri Pangan untuk dana bencana pertanian.
“Setiap petani yang terkena dampak banjir dapat mengajukan permohonan bantuan ini melalui dinas pertanian dengan mengisi formulir permohonan dan memberikan dokumen pendukung seperti foto lahan pertanian mereka yang rusak," jelasnya.
Dana ini tidak hanya untuk menutupi kerusakan yang disebabkan oleh banjir, tetapi juga insiden lainnya, seperti kebakaran, tanah longsor, badai petir, dan lainnya. Bantuan akan diberikan dalam bentuk bibit tanaman, pupuk, dan alat pertanian, mesin, dan peralatan.
Departemen Pertanian Johor saat ini sedang menilai total kerusakan perkebunan dan peternakan di negara bagian tersebut akibat banjir. Negara bagian ini paling terdampak curah hujan yang tinggi yang menewaskan empat orang dan membuar 44ribu warganya mengungsi.
(The Star/OL-12)