MENTERI Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan Indonesia siap menjadi tuan rumah perundingan kode etik di Laut Tiongkok Selatan.
"Negara-negara anggota ASEAN berkomitmen menyelesaikan negosiasi kode etik sesegera mungkin," katanya kepada para wartawan setelah pertemuan para Menteri Luar Negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta. Indonesia ialah ketua bergilir ASEAN tahun ini dan ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyuntikkan momentum ke dalam negosiasi.
"Komitmen para anggota untuk menyelesaikan negosiasi kode etik sesegera mungkin sudah jelas. Ini mengingat kebutuhan untuk memiliki kode etik yang substantif, efektif, dan dapat ditindaklanjuti," sebut Menlu Retno.
Dia menambahkan putaran perundingan berikutnya dengan Indonesia sebagai ketua ASEAN akan berlangsung pada Maret. Tiongkok mengklaim sebagian besar wilayah Laut Tiongkok Selatan. Namun terdapat klaim yang tumpang tindih dari beberapa negara ASEAN.
Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam juga merupakan negara-negara penggugat dan Amerika Serikat serta sekutunya juga telah menantang klaim teritorial Tiongkok. Indonesia bukanlah negara pengklaim di Laut Tiongkok Selatan. Namun Indonesia berselisih dengan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir mengenai hak penangkapan ikan di sekitar Kepulauan Natuna yang dekat dengan perairan yang disengketakan.
Negara-negara ASEAN telah mencoba merundingkan kode etik dengan Tiongkok selama bertahun-tahun untuk menyelesaikan perselisihan dan insiden di Laut Tiongkok Selatan. Pengembangan kode etik sudah dimulai sejak 1990-an, ketika ASEAN mengeluarkan pernyataan pertamanya tentang perairan yang disengketakan.
Namun, negosiasi terhenti karena berbagai alasan, terbaru karena pandemi covid-19, sehingga membuat pertemuan tatap muka menjadi lebih sulit. Myanmar saat ini menjadi koordinator untuk hubungan dialog ASEAN-Tiongkok. Pertemuan Sabtu ini merupakan pertemuan besar pertama ASEAN yang diselenggarakan oleh Indonesia sebagai tuan rumah tahun ini. (CNA/OL-14)