04 February 2023, 17:58 WIB

Harga Freight Turun, Hiro Handelaar Indonesia: Kabar Baik Untuk Expor Indonesia


Mediaindonesia.com | Ekonomi

Dok. Pribadi
 Dok. Pribadi
Ilustrasi Industri Pelayaran angkut

BEBERAPA waktu terakhir industri pelayaran mengalami penurunan harga signifikan. Tak pelak, kondisi ini menguntungkan perekonomian Indonesia karena dengan turunnya ongkos pelayaran, maka diharapkan angka ekspor Indonesia semakin meroket.

Direktur Hiro Handelaar Indonesia Eva Fauzia mengakui, dengan turunnya ongkos pelayaran mendorong para stakeholder untuk memanfaatkan kesempatan mengirimkan barang-barangnya ke luar negeri.

"Kami bersyukur dampak ini baik untuk semua pihak. Pesanan untuk barang-barang di pabrik akan kembali naik. Para importir dan eksportir juga ingin menikmati kesempatan ini. Kondisi ini baik untuk pertumbuhan ekonomi negara di tengah situasi ekonomi global belakangan ini, terutama sejak pandemi Covid-19 pada 2020 lalu," katanya di Jakarta, Sabtu (4/2).

Selain berpengaruh positif untuk importir dan eksportir, persaingan ketat juga terjadi di antara sesama perusahaan pelayaran. Kondisi ini, kata Eva, benar-benar dimanfaatkan untuk menciptakan servis baru yang sangat menarik.

"Seperti CMA-CGM Indonesia yang saya dengar akan ada servis baru per bulan Februari. Ini terobosan untuk menjawab kebutuhan pergerakan kontainer dari Indonesia ke pelabuhan-pelabuhan hub. Mereka piawai membaca pasar sekaligus menjaga konsistensi sebagai salah satu perusahaan pelayaran yang jadi pilihan pertama," kata Eva.

Baca juga : Inovasi Digital Warnai Ekosistem Logistik Laut Indonesia

Senada, Angga Gumilar juga melihat kompetisi di dalam industi pelayaran kembali menggeliat. Direktur Pengembangan Bisnis Hiro Handelaar Indonesia itu bersemangat memanfaatkan segala peluang di tengah penurunan ongkos pelayaran yang secara langsung berpengaruh terhadap demand barang-barang Indonesia.

"Memang banyak trader yang saya tahu selama ini mulai mencari supplier-supplier di India dan Tiongkok. Walaupun saya harus optimis, Indonesia memiliki kelebihan dari sisi sustainability resourcenya," kata Angga.

Angga mencontohkanm untuk barang-barang kertas, Indonesia perlu bersyukur memiliki produsen sebesar APP. Walau pertarungan di pasar kertas boleh dikatakan cukup ketat karena faktor biaya kirim dari Indonesia yang cukup tinggi, namun jaminan ketersediaan barang dari APP, pada akhirnya akan membuat para buyer akan kembali mengimpor kertas asal Indonesia".

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menargetkan ekspor non migas bisa mencapai US$289,76 miliar atau setara Rp4.508 triliun (kurs Rp15.560). Sementara per November 2022, ekspor non migas Indonesia tercatat US$253,61 miliar.

Zulkifli juga menyebutkan sepanjang Januari-November 2022 Indonesia surplus mencapai US$50,59 miliar, sekaligus mengalahkan rekor tertinggi pada 2006 sebesar US$39,73 miliar. (RO/OL-7)

BERITA TERKAIT