04 February 2023, 17:40 WIB

Kualitas Perfilman Indonesia Menguat, Kemendikbudristek Jajaki Dana Belanda


Faustinus Nua | Humaniora

Antara/Aditya Pradana Putra.
 Antara/Aditya Pradana Putra.
Aktor pemeran karakter Sancaka sekaligus Gundala Abimana Aryasatya (kiri), aktor pemeran tokoh Sancaka kecil, Muzakki Ramdhan.

PANDEMI covid-19 yang berlangsung kurang lebih 2 tahun memang berdampak pada sektor perfilman Tanah Air. Meski sempat mati suri, dunia perfilman akhirnya mampu bangkit luar biasa dengan banyak apresiasi atas berbagai capaian pada 2022.

"Kondisi perfilman kita sekarang luar biasa. Dua tahun pandemi dan terdampak parah, kini kembali bangkit. Alhamdulillah setelah pandemi film-film kita meningkat kualitasnya. Ini menunjukkan ekosistem film kita lebih baik," ujar Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud-Ristek Ahmad Mahendra, Sabtu (4/2).

Mahendra mengungkapkan bahwa di t2022 banyak film Indonesia yang meraih apresiasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Terbaru, tujuh film Indonesia terpilih tayang pada salah satu festival film bergengsi internasional, yaitu International Film Festival Rotterdam (IFFR).

"Jadi kita di-mention khusus di pembukaan karena dari sekian negara, film-film kita paling banyak masuk di festival tersebut. Di media Belanda kita jadi pemberitaan utama," ucap Mahendra.

Dari prestasi tersebut, pihaknya langsung menjajaki kerja sama dengan lembaga pendanaan Belanda. Hal itu guna mendukung peningkatan kualitas film-film Indonesia.

"Kita juga menjajaki dengan Netherlands Fund membuat fund bersama, co-production untuk yang kerja sama dengan sineas Belanda mendapatkan akses Netherlands Fund dan dapat dana di matching fund kita," jelasnya.

Bukti kondisi perfilman Indonesia membaik pascapandemi ialah jumlah penonton film Indonesia di bioskop yang meningkat. Bila sebelum pandemi, di 2019 total penonton film Indonesia di bioskop mencapai 51 juta, pada 2022 justru naik menjadi 54 juta penonton. (OL-14)

BERITA TERKAIT