SAYA dan teman-teman dari berbagai kalangan, khususnya akademisi dan sesama mantan diplomat, menghargai gawe besar Media Indonesia menyelenggarakan festival kopi Indonesia, 1-3 Februari 2023. Media Indonesia secara aktif telah membantu mengedukasi masyarakat dan UMKM kopi Indonesia dengan informasi yang berharga.
Kalau kita bicara tentang kopi tentu konteks berpikir kita yaitu tanaman rakyat. Kenapa? Karena produsen utama perkebunan kopi terdiri dari perkebunan rakyat (98,12% setara dengan lahan seluas 1,24 juta hektare).
Sisanya perkebunan besar negara (1,12% atau 13,97 hektare) dan perkebunan besar swasta (seluas 9,51 hektare atau mewakili 0,76%). Data ini berasal dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao serta Kemendag 2023.
Selama 3 hari saya mendapat kesempatan berharga untuk mendengarkan paparan para pengambil kebijakan, pebisnis kopi, petani bahkan barista. Saya mulai dari petani dulu. Ini profesi mulia. Petani ialah faktor penting.
Kepedulian terhadap kopi tidak akan berarti tanpa perhatian penuh kepada para petani, antara lain karena petani merupakan salah satu variabel kunci yang akan menentukan keberhasilan agribinis kopi. Penerapan inovasi teknologi pada subsistem usaha tani kopi belum banyak dilakukan, terutama dalam pengelolaan budi daya kopi yang sesuai dengan teknik budi daya yang baik (good agriculture practice/GAP). Kemudian petani kopi umumnya mengalami masalah dalam permodalan, akses untuk mendapatkan input pupuk, dan persoalan pemasaran (seperti mutu biji kopi yang dihasilkan, akses informasi dan pasar).
Berikutnya ialah peranan anak muda. Ini segmen penting dalam bisnis kopi. Kreasi anak muda dimulai dari menanam, menjual, meracik, hingga menghidangkan kopi hangat kepada konsumen. Fenomena merebaknya kedai kopi dengan barista yang cakap dan tangguh telah menjadi gaya hidup dan pilihan hidup.
Tahukah kita ada barista Indonesia yang sudah merambah secara internasional? Dialah Mikael Jasin. Dia merupakan barista Indonesia yang menempati urutan keempat di Kejuaraan Barista Dunia (World Barista Championship) di Boston pada 2019.
Mikael memulai perjalanan kopinya di Melbourne, Australia, pada 2012 hingga akhirnya ia bekerja di salah satu kafe teramai. Dari bekerja di coffee shop, kini Mikael sudah menjalankan dua perusahaan konsultan kopi yaitu So So Good Coffee Company, nama yang diambil dari ucapan ciri khas Mikael yang digunakan saat World Barista Championship, dan Catur Coffee Company, sebagai perusahaan kopi yang melakukan kegiatan impor dan ekspor.
Dalam acara acara bedah buku kemarin, saya menyarankan kepada para peserta diskusi bahwa rangkaian tulisan pilihan Jurnal Kopi Media Indonesia menjadi bacaan wajib bagi coffee enthusiast, pencinta kopi. Sangat informatif dan mendidik. Dalam Kata Pengantar buku itu yang ditulis Pak Ade Alawi, Direktur Pemberitaan Media Indonesia, ekspor kopi sudah menjangkau seluruh dunia. Tak pelak lagi kopi sudah menjadi bagian dari diplomasi bangsa.
Para pembaca sebenarnya juga duta bangsa karena telah memperjuangkan dan menyuarakan ide tentang perlunya peningkatan kualitas tentang kopi. Yang menarik, buku tentang kopi ini juga mengingatkan mengenai pentingnya sustainabilty atau kelangsungan hidup.
Seperti falsafah nenek moyang kita, jangan serakah dan rakus. Alam itu perlu dijaga ekosistemnya. Kalau hutan, kebun kopi kita meranggas dan gundul karena deforestasi, yang menderita tidak hanya kita tetapi anak cucu kita. Contoh sederhana yang ditulis dalam jurnal kopi antara lain tentang kegunaan ampas kopi. Dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Komposisi kimia ampas kopi dapat menyuburkan tanah sehingga berpotensi dijadikan sebagai pupuk organik.
Menarik yang ditulis di halaman 141 oleh Pak Faturrozak. Pada saat terjadi El Nino pernah dirasakan. Kalau hujan terus-menerus menyebabkan kondisi basah yang berkepanjangan sehingga berdampak pada penurunan produksi kopi. Penurunan produksi akan berujung kepada kenaikan impor. Namun kalau curah hujan semakin tinggi angka impornya akan semakin naik. Ini memberikan persoalan tersendiri bagi kita. Kopi tidak saja untuk mata pencaharian tetapi sebagai harta karun bangsa kita yang juga perlu kita jaga dan pelihara.
Akhirnya, saya turut mengimbau kepada para pembaca untuk terus mengikuti tren penting dan informasi kopi yang sangat berguna bagi siapapun. Indonesia merupakan negara produsen biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia, dengan produksi rata-rata sekitar 786 ribu ton per tahun atau sekitar 9% dari produksi kopi dunia. Adanya festival kopi selama 3 hari menambah semangat para pelaku usaha kopi untuk terus berinovasi.
Mari kita minum kopi Indonesia.