INVASI Rusia membuat Ukraina meluncur ke arah bergabung dengan Uni Eropa (UE). Namun jalan menuju keanggotaan penuh masih panjang dan kompleks meskipun ada bullish di Kyiv.
Sebelum pasukan Moskow melancarkan serangan habis-habisan Februari lalu, hanya sedikit orang di Brussels atau Kyiv yang melihat aksesi Ukraina sebagai masalah yang mendesak. Namun hanya empat bulan kemudian, Kyiv telah diberikan status kandidat untuk menjadi anggota karena kengerian konflik mendorong para pemimpin Uni Eropa untuk memulai prosesnya.
Sekarang, para pejabat tinggi Uni Eropa menuju Kyiv untuk menghadiri pertemuan puncak minggu ini yang digambarkan oleh Perdana Menteri Denys Shmygal sebagai sangat penting bagi upaya negaranya untuk bergabung. Ukraina mendesak blok tersebut untuk mempertahankan momentum. "Tidak ada permainan atau kepentingan politik yang sempit yang boleh menghalangi," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.
Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan pada Mei lalu bahwa dibutuhkan puluhan tahun sebelum Ukraina memenuhi kriteria dan mencapai keanggotaan penuh. Perkiraan tersebut senada dengan Turki dan negara-negara di Balkan yang telah melihat aplikasi mereka tidak berjalan dengan cepat selama bertahun-tahun.
Baca juga: AS kembali Setujui Bantuan untuk Ukraina Senilai Rp30 Triliun
Namun para pejabat di Kyiv berkeras bahwa dinamika perang dan pengorbanan yang dilakukan negara mereka berarti buku pedoman yang biasa digunakan telah robek. "Kami dapat mendiskusikan tanggal kapan saja hari ini, tetapi akan sangat dekat setelah Ukraina memenangkan perang," kata penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak kepada AFP.
"Ini akan menjadi simbolis. Ini akan menjadi sangat penting bagi Eropa di atas segalanya." (AFP/OL-14)