01 February 2023, 09:50 WIB

Dua Bibit Siklon Tropis Picu Cuaca Ekstrem Hingga Esok Hari


Naufal Zuhdi | Humaniora

ANTARA /ARI BOWO SUCIPTO
 ANTARA /ARI BOWO SUCIPTO
SIKLON TROPIS 94S: Petugas BMKG memantau pergerakan bibit siklon tropis 94S melalui citra satelit Himawari di St. Klimatologi BMKG, Malang.

KEBERADAAN siklon tropis baru-baru ini terpantau oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Terdapat dua siklon tropis, yakni sikon tropis 94S dan 95S yang mendekati wilayah Indonesia.

Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan bibit Siklon Tropis 94S terpantau berada di Samudra Hindia barat daya Lampung. "Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1005.6 mb bergerak ke arah barat daya. Potensi bibit ini untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah," ucap Miming melalui keterangannya pada Rabu (1/2).

Sedangkan bibit Siklon Tropis 95S terpantau berada di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur. "Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1007.5 mb dengan arah gerak ke arah tenggara," terangnya.

Potensi bibit tersebut untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan juga berada dalam kategori rendah. Namun kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan gelombang tinggi di sekitar wilayah bibit siklon tropis dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.

Kemudian sirkulasi Siklonik terpantau di Kalimantan Barat dan di Australia bagian Utara yang membentuk daerah konvergensi memanjang di Pulau Kalimantan bagian Utara dan barat. "Daerah konvergensi lain juga terpantau memanjang dari Pesisir Barat Bengkulu hingga barat Lampung, Jawa Tengah hingga Jawa Timur, Bali hingga NTB, NTT, Sulawesi Barat hingga Sulawesi Tenggara, dari Maluku Utara hingga Maluku serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Samudra Hindia barat Sumatera, Laut Jawa dan Laut Banda," jelas Miming.

Ia menerangkan bahwa kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.(H-1)

BERITA TERKAIT