31 January 2023, 23:55 WIB

Terjebak Kemacetan Berisiko Kerusakan Otak


Nike Amelia Sari | Weekend

Unsplash
 Unsplash
Terjebak kemacetan dalam waktu lama memengaruhi fungsi otak. 

Menghirup asap kendaraan saat terjebak di tengah kemacetan lalu lintas bisa menyebabkan kerusakan bagi otak Anda, sebuah studi ilmu saraf baru memperingatkan. 

Sebuah tim di University of British Columbia (UBC), Kanada, mengatakan pemindaian otak menunjukkan peningkatan gangguan fungsi otak setelah terpapar polusi lalu lintas.  Tanda-tanda penurunan fungsi otak bisa mulai muncul dalam waktu dua jam saja.

Studi yang dipublikasikan di Environmental Health ini berfokus pada konektivitas fungsional seseorang yaitu sebuah ukuran yang menguji seberapa baik daerah otak yang berbeda berinteraksi satu sama lain.  Menurut penulis penelitian, ini adalah percobaan terkontrol pertama yang menunjukkan bukti manusia menunjukkan konektivitas jaringan otak yang berubah akibat paparan polusi udara.

"Selama beberapa dekade, para ilmuwan mengira otak dapat dilindungi dari efek berbahaya dari polusi udara. Studi ini merupakan yang pertama di dunia, memberikan bukti baru yang mendukung hubungan antara polusi udara dan kognisi," kata Chris Carlsten, seorang profesor di UBC, seperti dilansir dari Study Finds, Senin (30/1).

Tim secara singkat memaparkan 25 orang dewasa sehat ke knalpot diesel atau udara yang disaring di laboratorium.  Mereka menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI) untuk mengukur aktivitas otak mereka sebelum dan sesudah setiap paparan.  Salah satu area yang mereka amati untuk kemungkinan perubahan adalah default mode network (DMN) otak.  

DMN mencakup beberapa wilayah otak yang terhubung bersama yang berperan dalam pikiran dan ingatan internal manusia.  Pemindaian fMRI menunjukkan bahwa orang yang terpapar knalpot diesel memiliki aktivitas DMN yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok berfilter udara.

fMRI menunjukkan penurunan konektivitas fungsional di otak setelah terpapar polusi lalu lintas. "Kami tahu bahwa konektivitas fungsional yang berubah di DMN telah dikaitkan dengan penurunan kinerja kognitif dan gejala depresi, jadi sangat mengkhawatirkan melihat polusi lalu lintas mengganggu jaringan yang sama ini," jelas penulis pertama studi Jodie Gawryluk, seorang profesor psikologi di University of Victoria, Kanada.

“Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya dampak fungsional dari perubahan ini, ada kemungkinan hal itu dapat mengganggu pemikiran atau kemampuan orang untuk bekerja," lanjutnya.

Kabar baiknya adalah efek neurologis dari knalpot diesel bersifat sementara.  Setiap orang yang terpapar polusi udara, aktivitas otaknya kembali normal.  Namun, penulis penelitian berspekulasi bahwa paparan jangka panjang, seperti duduk di kemacetan lalu lintas setiap hari, dapat menyebabkan kerusakan yang lebih permanen.  Meskipun kita tidak tahu berapa banyak asap mobil yang dapat menyebabkan kerusakan otak jangka panjang, Dr. Carlsten mengatakan lebih baik meminimalkan paparan apa pun sejak awal.

"Orang-orang mungkin ingin berpikir dua kali saat mereka terjebak kemacetan dengan jendela diturunkan,” kata Dr. Carlsten.  “Jika Anda sedang berjalan atau bersepeda di jalan yang sibuk, pertimbangkan untuk mengalihkan ke rute yang tidak terlalu sibuk," lanjutnya. (M-2) 

BERITA TERKAIT