31 January 2023, 19:50 WIB

TikTok, Fenomena Baru Meraup Cuan di Media Sosial


Imam Fachdrian Rachmat | Teknologi

AFP/Mario Tama
 AFP/Mario Tama
TikTok

TIKTOK saat ini berhasil menghebohkan jagat dunia maya, baik bagi pengguna Android maupun pengguna IOS. Aplikasi media sosial buatan Bytedance yang berasal dari Tiongkok ini berhasil merebut pangsa pasar pengguna di Indonesia. Bahkan, berdasarkan data yang diperoleh dari Play Store, TikTok menjadi aplikasi nomor tiga paling digemari di Indonesia. Sampai 25 Januari 2023, TikTok telah diunduh lebih dari 500 juta pengguna di Play Store.

Cepatnya pertumbuhan pengguna TikTok ini dipengaruhi keunikan konten yang dimiliki. Sampai saat ini TikTok menjadi pelopor dalam menggabungkan musik, informasi, dan video singkat dengan berbagai bentuk konten yang menarik. Hal itu yang membuat TikTok pada akhirnya berhasil merebut pangsa pasar jagat media sosial yang acap kali berubah dan bergerak secara dinamis.

Keunggulan konten yang dimiliki TikTok ini pada akhirnya membuat banyak pesaing mulai mengikuti platform media sosial besutan Bytedance tersebut. Sebut saja Youtube, Facebook dan Instagram yang saat ini bahkan memiliki video singkat yang bentuknya persis sekali dengan yang dimiliki TikTok. Konsep yang dibawa TikTok ini banyak diikuti media sosial lain karena dinilai memberikan solusi bagi masyarakat masa kini yang menyukai informasi secara cepat dan tepat sasaran.

Memahami TikTok

TikTok mempunyai algoritma yang bekerja sesuai dengan kebutuhan dan minat dari user atau pengguna. Algoritma ini dituangkan dalam bentuk For Your Page pada tampilan muka aplikasi TikTok. Sistem ini bekerja dengan mempelajari aktivitas pengguna dan mengambil data dari apa saja yang disukai, pencarian, sampai bentuk konten yang sering kali dilihat pengguna dalam jangka waktu yang ditentukan TikTok.

Data-data yang dikumpulkan lalu dicocokkan dengan jenis-jenis konten video yang dibuat beragam content creator (kreator konten) yang ada di TikTok. Dari sini kemudian muncul berbagai video TikTok dengan beragam jenis konten, tetapi tetap sesuai target pasar dari konten itu sendiri. Hal inilah yang kemudian disebut dengan istilah FYP. Sesuai dengan namanya, ya, karena memang ini sangat sesuai dengan apa yang pengguna gemari.

Algoritma unik milik TikTok yang bekerja secara cepat ini membuatnya menjadi unik. Kepintaran algoritma ini dapat membawa penonton seperti larut dalam informasi dan hobi yang digemarinya. Bahkan, penonton dapat melihat informasi atau hobi dari sudut pandang berbeda dan dikemas dalam kemasan yang berbeda. Selain itu, musik-musik yang dibawa TikTok biasanya mempunyai nilai tersendiri yang membuat penikmatnya selalu teringat dengan musik tersebut dan terasosiasi dengan bentuk konten yang biasa menggunakan musik tersebut.

Dilarang dan digemari kreator konten

Pada awalnya TikTok memang tidak mendapat sambutan yang baik. Bahkan, TikTok pernah dilarang untuk beredar di Indonesia pada 2018.

"Benar, situs TikTok kami blokir, banyak kontennya yang negatif terutama bagi anak-anak. Kami sudah koordinasi dengan Kementerian PPPA dan KPAI," ujar Menkominfo Rudiantara dalam keterangannya, Selasa, 3 Juni 2018.

Pada saat itu TikTok dianggap berbahaya karena hanya menampilkan konten negatif dan dinilai tidak mendidik bagi masyarakat Indonesia.

Namun, selang satu bulan kemudian tepatnya pada Juli 2018 akhirnya TikTok kembali diperbolehkan untuk beredar di Indonesia. Pembukaan blokir TikTok ini merupakan jalan tengah setelah pihak TikTok mendatangi kantor Kemenkominfo dan berjanji untuk mematuhi aturan hukum yang ada di Indonesia. Setelah mengalami perundingan dengan Kemenkominfo, akhirnya TikTok kembali diizinkan dan dapat diakses sampai saat ini.

Sejak saat itu TikTok banyak menarik hati kreator konten yang sebelumnya telah ada di aplikasi Instagram, Facebook dan Youtube. Para kreator konten ini berbondong-bondong memulai akun TikTok dan membangun branding pada akun masing-masing. Saat itu seperti menjadi titik balik bagi TikTok karena mulai banyak konten-konten bermanfaat yang dibawa para kreator konten ini.

Bahkan, kini TikTok menjadi salah satu aplikasi yang digemari para kreator konten. Saat ini terdapat ribuan kreator konten yang bertarung untuk memperebutkan FYP TikTok dengan berbagai jenis konten yang menarik. Kreator konten ini ada yang sekedar menyalurkan hobi sampai mencari cuan.

Meraup cuan di TikTok

TikTok saat ini sudah sangat berbada dari masa lalu saat dilarang. Kini banyak kreator konten yang mulai merasakan manisnya berjibaku merebutkan FYP di TikTok.

"Dari dulu pengen bangun rumah untuk orangtua, allahamdulliah sudah terlaksana. Yang kedua Hesti sudah bisa beli motor karena itu cita-cita dari SMP. Terus bisa jalan-jalan ke mana-mana, refreshing gitu kak bisa keluar dari hutan soalnya, kan, Hesti biasanya main di hutan," ujar hesti, pemilik akun @heyhest yang mulai merasakan buah dari karya-karyanya di TikTok.

Hasil tersebut bisa diraih kreator konten dengan berbagai cara yang disediakan TikTok.

"Endorse, live streaming didapatkan melalui stiker, dan juga dari TikTok Shop yang berafiliasi dengan pembagian persentase, cuma yang paling gede pendapatan dari endorse," ujar Dendi, pemilik akun @dearanime saat dihubungi tim Media Indonesia pada 30 Desember 2022.

Dendi juga mengatakan berhasil menghidupi dirinya kurang lebih selama 1,5 tahun dengan mengandalkan pekerjaan menjadi kreator konten TikTok.

Uniknya, TikTok memiliki live streaming yang membebaskan kreator kontennya mencari cuan dengan berinteraksi dan mendapatkan cuan dari penggunannya. Dari live ini biasanya penonton akan mengirimkan hadiah dan akan diterima dalam bentuk koin. Koin inilah yang kemudian dapat dikonversi menjadi mata uang dolar dan kemudian dapat dicairkan ke dalam bentuk rupiah sesuai dengan nilai tukar rupiah pada saat ini.

"Minimal 20 ribu, kalo hitungan sehari dari 50 hingga 100 ribu koin," ujar Fachri Kasa, pemilik akun @ayhiefachcrie yang terbiasa melakukan live TikTok selama 24 jam. Bahkan, dari hasil TikTok ini Fachri berhasil mempekerjakan 4 talent yang secara bergantian melakukan live di akun TikTok-nya tersebut.

Sebagai informasi, pemberian hadiah yang diterima kreator konten TikTok ini biasanya masih mendapatkan potongan dari TikTok.

"Enam puluh banding empat puluh, enam puluh untuk TikTok, empat puluh untuk host. Misal, satu koin jka beli 170 perak, kalo di WD in jadinya 70 perak dan tergantung dolar. Mentok-mentok 75 rupiah," ujar Fachri Kasa saat kami tanyakan pembagian hasil live antara kreator konten dan pihak TikTok. Uang yang diambil pihak TikTok ini digunakan untuk pemeliharaan platform dan berlangsungnya perusahaan tersebut.

Mengukur fenomena TikTok dalam psikologi

Fenomena TikTok ini kemudian dapat dikatakan unik karena secara tiba-tiba dapat merebut hati masyarakat luas.

"Sama dengan fenomena lainnya yang terjadi karena manusia cenderung tertarik dengan hal-hal yang baru sering kali membuat orang penasaran. Tampilan TikTok yang singkat ini justru menarik karena saat ini banyak orang malas memahami sesuatu yang luas dan lebih tertarik mempelajari hal yang singkat karena membuat mereka melakukan interpretasi yang bebas tapi di sisi lain membuat informasi dan pengetahuan yang terserap tidak lengkap," ujar Gazi Saloom, dosen psikologi sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta saat dihubungi tim Media Indonesia pada Senin, 2 Januari 2023. 

Selain itu, TikTok juga menjadi unik karena terdapat orang yang memberikan hadiah pada pelaku live streaming yang menyiksa diri sendiri, seperti mandi lumpur, menampar diri sendiri, serta kegiatan lain yang dinilai merugikan diri sendiri. Konten seperti ini tenyata banyak dan disaksikan banyak pengguna lain TikTok.

Menurut Gazi Saloom, fenomena ini terkait dengan kecenderungan manusia untuk melukai diri sendiri sehingga ketika dia melihat orang lain yang melakukan itu, dia mendapatkan kenikmatan seperti hal tersebut dilakukan pada dirinya sendiri. Selain itu, masih menurut Gazi Saloom, TikTok dijadikan sebagai alat untuk mengeluarkan katarsis, beban-beban hidup akibat aktivitas sehari-hari. Hal tersebut yang pada akhirnya mendorong penonton untuk rela memberikan hadiah pada pelaku live streaming yang dapat dibilang nyeleneh dan sudah di luar nalar manusia pada umumnya.

Kembali pada penilaian diri sendiri

"Saya kira yang pertama harus sadar dan punya pemahaman yang utuh bagaimana memanfaatkan media sosial ini khususnya TikTok agar kita tidak dikendalikan oleh media sosial, harus banyak belajar dari orang-orang yang sukses memanfaatkan TikTok apabila bisa diambil poin-poinnya bisa bermanfaat," ujar Gazi Saloom saat ditanyai kiat-kiat agar terhindar dari dampak buruk TikTok.

Dapat mengendalikan diri sendiri menjadi poin penting agar kita dapat memaksimalkan kehadiran platform TikTok. Kehadiran platform ini ternyata seperti mata pisau yang mempunyai dua sisi. Jika tidak digunakan secara hati-hati, akan menimbulkan bahaya bagi penggunanya.

TikTok apabila digunakan dengan baik dapat menjadi ajang menuangkan kreativitas dan meraup cuan bagi para kreator konten. Namun, dampak buruknya juga masih ada karena terdapat konten-konten yang justru jauh dari kata mendidik. Bijak dalam menggunakan platform ini sepertinya menjadi kata yang tepat agar kita tidak tersesat sehingga akan menghadirkan kemudaratan bagi diri kita sendiri.

Jika dirasa sudah yakin dan mampu mengontrol diri, sepertinya TikTok dapat menjadi pilihan tepat untuk menambah penghasilan. Bahkan, jika dilakukan dengan serius, mungkin TikTok dapat dijadikan penghasilan utama, seperti beberapa kreator konten yang sudah memfokuskan diri untuk berada di dunia TikTok.

VIDEO TERKAIT :

BERITA TERKAIT