Ketika pandemi covid merebak, Jessica Jeon bersama kelompok musiknya, New York Youth Symphony merekam debut album mereka. Kala itu, ia baru berusia 12 tahun. Tanpa disangka, sekarang dia dan rekan-rekan musisinya bersaing dengan beberapa orkestra elite dunia, termasuk Los Angeles dan Berlin Philharmonics yang terkenal, di ajang penghargaan Grammy untuk kategori penampilan orkestra terbaik.
Ini merupakan pertama kali sebuah orkestra remaja berhasil masuk ke dalam kategori tersebut. "Sungguh pengalaman yang keren. Ini pertama kalinya saya merekam music di studio," kata Jeon, yang sekarang berusia 14 tahun, kepada AFP, Senin (30/1).
Dihadapkan dengan pembatalan pertunjukan simfoni yang biasa dilakukan di Carnegie Hall karena pandemi, direktur kelompok music itu Michael Repper memutuskan untuk membawa murid-muridnya untuk menikmati pengalaman rekaman.
Namun, Itu bukan hal yang mudah. Pembatasan aktivitas sosial lantaran pandemi membuat rekaman hanya dapat dilakukan dalam kelompok kecil. Itu artinya, Jeon dkk harus rekaman secara terpisah yang kemudian disinkronkan.
"Itu adalah cerita lucu untuk diceritakan kepada guru saya, mengapa saya harus bolos sekolah beberapa hari untuk rekaman," kata bassis Gregory Galand yang berusia 17 tahun.
Merekam dalam kelompok kecil tidak lazim untuk orkestra, tetapi pandemi menuntut kreativitas sambil memastikan tidak ada yang tertular Covid-19).
"Saya sangat bangga bahwa kami dapat bersiasat mewujudkannya meskipun terjadi pandemi. Itu adalah pengalaman yang luar biasa," kata konduktor berusia 32 tahun itu.
Album tanpa judul ini diproduseri oleh pemenang Grammy, Judith Sherman, yang tahun ini juga dinominasikan, sebagai produser musik klasik terbaik tahun ini. Adapun acara puncak Grammy Award tahun ini akan dilangsungkan pada 5 Februari mendatang.
Komposer kulit hitam
Setelah kasus pembunuhan polisi terhadap George Floyd tahun 2020 yang disusul demonstrasi massal, kelompok simfoni tersebut memutuskan untuk menyertakan karya-karya komposer kulit hitam seperti Florence Price, Valerie Coleman, dan Jessie Montgomery, di album tersebut.
"Saya pikir akan sangat penting untuk menyoroti karya komposer kulit hitam dan karya yang membahas rasisme sistemik dari perspektif khususnya perempuan kulit hitam," kata Repper.
Jeon mengatakan sebagai orang kulit berwarna, memainkan karya komposer yang secara historis kurang terwakili benar-benar memperkuat hubungannya dengan simfoni ini.
"Saya tumbuh hanya mendengarkan Mozart, Bach, Beethoven... semuanya pria kulit putih," katanya.
Phoebe Ro, seorang pemain biola berusia 19 tahun, menyebutnya sebagai kehormatan besar untuk mempelajari dan merekamnya. (AFP/M-3)