30 January 2023, 22:18 WIB

Bahlil: Peta Jalan Industri Hilir Selesai, Nilainya US$545,3 Miliar


Andhika Prasetyo | Ekonomi

Antara
 Antara
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia 

MENTERI Investasi Bahlil Lahadalia mengungkapkan peta jalan (roadmap) industri hilir investasi strategis sudah selesai disusun dengan total proyeksi investasi mencapai US$545,3 miliar hingga 2040.

Peta jalan tersebut ia sampaikan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/1).

"Selama ini kita bicara hilirisasi, peta jalan besarnya itu belum ada. Alhamdulillah semua sudah selesai dan tadi kami laporkan kepada Presiden dengan total investasi sampai dengan 2040 sebesar US$545,3 miliar," ucap Bahlil seusai bertemu Kepala Negara.

Secara umum, ia mengatakan roadmap itu meliputi 21 komoditas. Prototipe industri hilir nikel yang sudah terbukti berhasil akan dijadikan referensi pada sektor lainnya. Dengan cara itu, Indonesia akan betul-betul fokus pada peningkatan nilai tambah.

"Tahapan-tahapannya juga sudah tadi kita bahas teknis dan nikel sudah kita lakukan dengan baik. Prototipe nikel yang kita lakukan hilirisasi ini yang akan kita pakai juga untuk sektor-sektor lain, seperti timah, bauksit, kemudian oil and gas, kemudian tembaga. Tidak hanya di sektor itu, tapi juga di sektor perkebunan, pangan, perikanan," tutur mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia itu.

Selanjutnya, Bahlil juga diperintahkan Presiden untuk membuat skala prioritas dalam proses hilirisasi dan target-target yang harus dilakukan selanjutnya.

"Tadi Bapak Presiden memerintahkan saya untuk melakukan skala prioritas untuk apa-apa saja yang harus kita lakukan sekarang. Katakanlah sekarang kita menyetop nikel, kemudian bauksit, ke depan apalagi? Seperti timah, atau tembaga, sebentar lagi. Jadi ini yang akan kita lakukan," ujar Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan bahwa hilirisasi merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan guna mempercepat pertumbuhan ekonomi utamanya dalam proses menjadi negara maju.

"Ingat, negara di dunia ini yang mempunyai sumber daya alam berbeda antara negara yang punya sumber daya alam yang tidak melakukan hilirisasi dengan yang melakukan hilirisasi. Kalau yang melakukan hilirisasi, percepatan pertumbuhan ekonominya dan menuju ke negara maju lebih cepat daripada yang punya sumber daya alam tapi tidak melakukan hilirisasi," pungkasnya. (OL-8)

BERITA TERKAIT