Otoritas Inggris bersumpah akan melakukan lebih banyak pembalasan terhadap rezim pemeritahan Iran yang dinilai lemah dan terisolasi setelah mengeksekusi seorang warga negara ganda Inggris-Iran.
Kecaman itu terkait keputusan Iran mengeksekusi Alireza Akbari, tokoh berkewarganegaraan Iran-Inggris yang pernah menjabat sebagai wakil menteri pertahanan. Iran menuduh Akbari menjadi agen spionase untuk Inggris. Oleh karena itu, Inggris memanggil diplomat paling senior Iran dan memanggil pulang duta besarnya sendiri.
Namun, meskipun menjatuhkan sanksi terhadap jaksa agung Iran Mohammad Jafar Montazeri, Inggris tidak mengindahkan tuntutan oposisi untuk melarang Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Menghadapi lebih banyak tuntutan seperti itu di parlemen, Menteri Luar Negeri James Cleverly mengatakan dia tidak bisa mengomentari penuntutan di masa depan.
"Kami tidak membatasi diri pada langkah-langkah yang telah saya umumkan,” sebutnya.
"Kami sedang meninjau tindakan lebih lanjut dengan mitra internasional kami,” kata Juru Bicara Perdana Menteri Rishi Sunak.
Anggota parlemen Inggris memberikan suara pekan lalu yang mendukung penambahan IRGC ke dalam daftar organisasi teroris terlarang di Inggris.
Tetapi pemerintah sedang bergulat dengan nasib warga negara ganda lainnya yang ditahan oleh rezim Islam, dengan tujuan strategis untuk memulihkan pakta nuklir internasional dengan Iran.
Cleverly tetap blak-blakan mengecam kepemimpinan Iran setelah Akbari, 61, digantung karena diduga menjadi mata-mata atas nama Inggris.
Dia mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pihaknya menyaksikan tindakan balas dendam dari rezim yang lemah dan terisolasi. “Terobsesi untuk menekan rakyatnya sendiri, dilemahkan oleh rasa takutnya sendiri akan kehilangan kekuasaan dan merusak reputasi internasionalnya,” tegasnya.
"Pesan kami kepada rezim itu jelas: dunia sedang mengawasi Anda dan Anda akan dimintai pertanggungjawaban, terutama oleh rakyat Iran yang berani, begitu banyak dari mereka yang Anda tindas dan bunuh,” pungkasnya. (AFP/OL-12)