GURU Besar bidang kesehatan dan dokter ahli syaraf Unika Atma Jaya Prof Yuda Turuna mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat guna menghindari hipertensi hingga pendarahan otak
"Kita harus tahu istilah pola hidup sehat dan tahu faktor risiko terutama hipertensi. Hipertensi ini kalau yang belum (mengalami), terapkan pola hidup sehat. Jangan sampai hipertensi," ujar Yuda, dikutip Kamis (12/1).
"Jangan banyak makan garam, jangan obesitas, jangan kurang tidur, jangan stres. Itu semua adalah faktor risiko hipertensi. Tapi kalau sudah hipertensi, minum obat sesuai anjuran dokter supaya tekanan darah terkontrol," sambungnya.
Baca juga: Buah-buahan Terbaik untuk Penderita Hipertensi
Lebih lanjut, Yuda mengingatkan juga tentang bahaya hipertensi. Sebab, hipertensi juga dapat merusak organ lainnya seperti jantung, ginjal, hingga otak.
"Hipertensi itu kan pembunuh nomor satu dengan berbagai sebab. Karena hipertensi itu bisa menyebabkan kerusakan organ baik jantung, otak maupun ginjal. Hipertensi menyebabkan seseorang gagal ginjal, gagal jantung, dan juga bisa menyebabkan stroke," katanya.
Yuda juga mengatakan sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui angka tekanan darah, meskipun tidak memiliki riwayat hipertensi.
Bagi para generasi muda, Yuda menyarankan untuk melakukan pengecekan berkala satu tahun sekali. Dengan demikian, para generasi muda pun lebih dapat memantau kesehatannya.
"Penting untuk kita ketahui kita hipertensi atau tidak. Terkadang kita tidak pernah tahu tekanan darah kita sampai akhirnya ketemu di UGD karena stroke ataupun jantung," tutur Yuda.
"Jadi, setiap kita setidaknya punya data tekanan darah kita berapa. Kalau usia muda, kalau memungkinkan bisa setahun sekali untuk check tekanan darah. Tentu kalau sudah hipertensi ada baiknya pengecekan lebih sering," lanjutnya.
Selain itu, Yuda juga mengingatkan agar masyarakat tidak abai jika mengalami sakit kepala. Apabila mengalami nyeri kepala yang tidak kunjung sembuh, sebaiknya segeralah untuk memeriksakan diri ke rumah sakit.
"Satu, nyeri kepala yang cenderung kronis. Artinya sudah lama tapi tidak sembuh-sembuh. Kemudian nyeri kepala yang tidak seperti biasanya, dan yang ketiga adalah nyeri kepala yang disertai gangguan saraf lainnya seperti nyeri kepala tapi kok penglihatan menjadi double ya," pungkasnya. (Ant/OL-1)